Berita Madiun
Lulusan S2 UGM asal Madiun Manfaatkan Popok Bekas Jadi Media Tanam, Cegah Banjir saat Musim Hujan
Alumnus Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada memanfaatkan limbah popok untuk media tanam.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MADIUN - Sampah menjadi satu di antara sejumlah faktor penyebabnya terjadinya banjir di Kabupaten Madiun pada 2019 lalu.
Sampah-sampah itu menghambat aliran sungai, sehingga menyebabkan banjir di Kabupaten Madiun.
Dari sekian jenis sampah yang dibuang ke sungai, limbah popok sekali pakai atau diapers yang banyak ditemui.
Baca juga: Universitas Trunojoyo Madura Jadi Garda Terdepan Tanamkan Nilai-nilai Kebangsaan kepada Mahasiswa
Baca juga: Nonton Streaming Film Korea Romantis On Your Wedding Day, Lengkap dengan Sinopsis, Endingnya Nyesek
Baca juga: Pengurusan Berkas Kependudukan di Dispendukcapil Pamekasan Gratis, Jangan Sampai Tertipu Calo!
Limbah popok sekali pakai atau diapers bekas ini sengaja dibuang oleh warga di Kabupaten Madiun.
Sebelumnya, Bupati Madiun, Ahmad Dawami mengatakan, masih banyak warganya yang percaya dengan mitos.
Masyarakat percaya hika bayi akan mengalami 'suleten' atau gatal-gatal apabila diapers bekas pakai itu dibakar.
Terinspirasi dengan permasalahan tersebut, seorang warga Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Irwan Budiyanto (28), mencari solusi.
Irwan Budiyanto memanfaatkan limbah atau sampah diapers bekas ini menjadi media tanam.
Pegiat lingkungan ini mengaku resah melihat masih banyak warga di Kabupaten Madiun sengaja membuang sampah diapers di sungai sembarangan.
"Kebetulan saya juga punya bayi, usianya sekitar tiga bulan," kata suami dari Ratna Wulandari ini (26), saat berbincang, Rabu (27/10/2020).
"Setiap hari bisa pakai lima sampai enam diaper,” sambung dia.
Irwan menuturkan, orangtuanya masih percaya dengan mitos dan memintanya agar diapers bekas pakai tidak boleh dibakar, dan harus dibuang.
Orangtuanya menyuruhnya membuang ke sungai, namun ia tidak mau, karena dapat mencemari lingkungan dan bisa memicu banjir.
"Awalnya saya buat lubang di pekarangan, untuk mengubur diapers bekas, tapi lama-lama penuh juga lubangnya," katanya.
Alumnus Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini kemudian mencoba mencari refrensi pemanfaatan limbah diapers.
Hingga akhirnya, Irwan memiliki ide untuk memanfaatkan sampah popok menjadi media tanam dan pupuk tanaman.
Cara pemanfaatan limbah diapers
Sampah atau limbah popok tidak bisa begitu saja dijadikan media tanam.
Sebab, popok yang bekas dipakai masih terdapat kandungan amonia dari air kencing. Kandungan amonia ini dapat merusak tanaman.
Untuk menjadikan diapers bekas menjadi media tanam terbilang mudah.
Caranya, diapers yang habis dipakai diambil bagian gel yang berfungsi menyerap cairan.
Selanjutnya, agar tidak merusak tanah, gel tersebut dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL).
Irwan mengatakan, MOL tersedia di toko pertanian, namun MOL yang ia gunakan dibuatnya sendiri menggunakan bahan-bahan di sekitar.
"Kalau saya bikin MOL sendiri, dari keong, air kelapa, air cucian beras, dan diberi glukosa atau air tebu. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu,"jelasnya.
Gel yang diambil dari popok dimasukan ke dalam ember, kemudian dicampur dengan air sekitar satu liter dan diberi MOL sekitar satu gelas.
Setelah dicampur tinggal menunggu proses fermentasi selama 10 hingga 14 hari.
“Setelah proses fermentasi selesai, gel popok itu bisa digunakan untuk media tanam dicampur dengan tanah dan sekam di pollybag. Sedangkan airnya bisa untuk pupuk,” ujarnya.
Nilai lebih atau keunggulan media tanam dari gel diapers, yaitu tidak perlu sering menyirami tanaman.
Sebab gel diapers memang dibuat untuk menyimpan air.
Selain itu gel yang digunakan juga menjadi pupuk, sehingga penggunaan pupuk berkurang.
“Kalau biasanya pemberian pupuk itu dua pekan sekali. Ini bisa tiga pekan sekali dalam pemberian pupuk,” katanya.
Pemuda yang memiliki usaha di bidang penjualan bibitan tanaman kebun dan tanaman hias ini, mengatakan yang paling utama yakni memanfaatkan sampah popok agar tidak merusak lingkungan.
Setelah sukses mencoba memanfaatkan limbah popok menjadi tanam, Irwan mengaku ingin menularkannya kepada teman-teman, tetangga, serta para pelanggannya.
Ia berharap pemanfaatan sampah popok ini dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan mencegah banjir di Kabupaten Madiun. (rbp)