Joe Biden Ungguli Kandidat Lainnya di Pilpres Amerika Serikat, Catatkan Rekor Apik Dibanding Obama
Pilpres Amerika Serikat makin memanas antara pasangan calon Joe Biden dengan Donald Trump. Kedua kandidat ini diketahui memiliki suara terbanyak
Penghitungan suara masih terus berlanjut, termasuk di Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan yang sangat diharapkan Demokrat.
Biden juga tampaknya akan memenangi Arizona, yang tidak pernah dimenangi capres dari Demokrat sejak 1996.
Pada Rabu dini hari Trump mengklaim bahwa dia telah menang pemilu Amerika, dan berjanji untuk menuntut legalitas suara sampai ke Mahkamah Agung.
Tim kampanye Biden menyebutnya upaya tidak tahu malu untuk mengambil hak-hak demokratis warga Amerika.
Sistem Electoral College
Berbeda dengan pemungutan suara yang ada di Indonesia, AS menggunakan sistem Electoral College atau Dewan Elektoral untuk menentukan siapa pemenang dalam Pilpres tersebut, bukan suara rakyat atau publik (popular vote).
Setiap empat tahun, orang-orang yang duduk di Dewan Elektoral adalah yang sebenarnya menentukan siapa presiden dan wakil presiden baru AS.
Ketika orang-orang Amerika pergi ke TPS, mereka sebenarnya memilih sekelompok pejabat yang akan menduduki Electoral College.
Kata "college" di sini bermakna sekelompok orang dengan tugas bersama.
Orang-orang ini disebut electors, dan tugasnya adalah memilih presiden serta wakil presiden.
Pertemuan Dewan Elektoral dilakukan 4 tahun sekali, beberapa minggu setelah hari pemilihan.
Cara kerja Electoral College
Dilansir dari BBC pada Rabu (28/10/2020), setiap negara bagian secara kasar punya jumlah electors sesuai jumlah penduduknya.
Semakin banyak penduduknya, maka elector-nya semakin banyak.
Masing-masing dari 50 negara bagian AS ditambah Washington DC memiliki jumlah electoral votes yang sama dengan jumlah anggotanya di DPR ditambah dua Senator mereka.