Wabah Virus Corona
Uji Klinis Vaksin Merah Putih Buatan Unair Dilakukan Desember 2020, Dilakukan pada Tikus dan Kera
Uji klinis Vaksin virus corona Covid-19 berlabel Merah Putih akan dilakukan pada Desember 2020 mendatang.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Vaksin virus corona Covid-19 berlabel Merah Putih yang dibuat tim riset Universitas Airlangga ( Unair ) memasuki tahap validasi dan uji tantang.
Untuk itu, akan dilakukan uji coba vaksin Covid-19 pada hewan dan pembiakan vaksin ini bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, industri farmasi yang ditunjuk oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek).
Rektor Unair, Prof Moh Nasih menuturkan, rencananya, uji klinis ini akan dilakukan pada Desember 2020 mendatang.
Dalam uji klinis ini, pihaknya membutuhkan teknologi canggih dalam prosesnya pembiakan.
Menurut Prof Moh Nasih, uji klinis ini akan dilakukan pada tikus dan kera.
Baca juga: Seluruh Tenaga Kesehatan di Pamekasan Sudah Terima Insentif, Dapat dengan Nominal Bervariatif
Baca juga: BREAKING NEWS - Pengasuh Ponpes Al Fattah Jember Gus Afton Meninggal Dunia
Baca juga: Kecelakaan Truk Vs Sepeda Motor di Jalan Tulungagung-Blitar, Satu Orang Tewas, Sopir Truk Kabur
Dari penelitian tersebut, jika tidak ada dampak yang signifikan dan efektif akan akan dilanjutkan ke manusia.
"Prosesnya masih agak panjang.
Dan ini perlu waktu ditahap 1,2, dan 3," ungkap Prof Nasih usai Dies Natalis Unair ke 66, Senin (9/9/2020).
"Tapi yang penting para akademisi Unair terus bergerak untuk berkontribusi bagi negara," sambung dia.
"Soal ini dipakai atau tidak, soal industri, bisnis akan kami serahkan ke pihak-pihak yang relevan dan yang punya kewanangan di sana," lanjutnya.
Pada tahap validasi berbasis viral vektor ini, Prof Nasih mengatakan jika tahapan tersebut sudah berhasil rekombinalnya ke viral vektor.
"Kami masukkan ke spike, baik ke spike while type (jenis virus sama dengan Wuhan) dan kedua strength tipe mutan (jenis virus corona yang ditemukan di pasien Indonesia)," imbuh dia.
Baca juga: Kemacetan di Jalan Jaksa Agung Suprapto - Jalan Pattimura, Imbas Penutupan Jalan Basuki Rahmat
Baca juga: Sejumlah Jalan Raya di Pamekasan Dijaga Ketat Polisi, Kerap Dipakai Anak Muda untuk Aksi Balap Liar
Tak hanya itu, pengembangan penelitian Covid-19 juga dilakukan pada penyediaan bahan senyawa Unair 3.
Untuk pengadaan proses lanjutannya akan Unair akan bekerjasama dengan Kimia Farma.
Di samping itu, pihaknya juga menjalin kerjasama kerahasiaan bahan dan penyediaan bahan uji klinis.
Prioritas vaksin
Satgas Percepatan Pengendalian Covid-19 Jatim menyambut positif akan dilakukan penyuntikan vaksin virus corona secara massal.
Terlebih Jawa Timur dikabarkan menjadi satu dari tiga provinsi yang dijadikan prioritas pembangian vaksin Covid-19.
Atas rencana ini, tim data Satgas Percepatan Pengendalian Covid-19 Jatim, dokter Makhyan Jibril Al Faraby mengatakan, Pemprov Jatim maupun satgas sampai saat ini belum mendapatkan informasi yang jelas terkait jatah vaksin.
Baca juga: Tanaman Tembakau di Trenggalek Rusak dan Menguning Akibat Cuaca, Petani Terancam Merugi
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Kota Malang Kemungkinan Dilakukan Desember 2020, Satgas Tunggu Petunjuk Pusat
“Tentu ini menjadi kabar baik, bahwa masyarakat Indonesia akan disuntik vaksin secara massal," kata Jibril, Selasa (20/10/2020).
"Namun tentu ada skala prioritas, informasinya Jatim jadi salah satu prioritas,” sambung dia.
Ia mengatakan saat vaksin tersebut tiba, tak semua warga masyarakat akan langsung disuntik secara masaal.
Apalagi pengadaan vaksinnya juga bertahap.
Maka nanti akan juga ada penerapan skala prioritas bagi yang mendapatkan suntikan vaksin covid-19 lebih dulu.
Menurut Jibril yang akan mendapatkan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan.
Kemudian warga masyarakat di usia renta, ibu hamil, dan juga masyarakat usia tua dengan penyakit komorbid.
Mereka adalah masyarakat yang sesuai teori layak untuk mendapatkan prioritas mendapatkan vaksin.
“Intinya yang semakin berisiko akan semakin naik skala prioritas dapat vaksinnya.
Pertama tenaga kesehatan dan juga yang punya komorbid,” imbuh Jibril.
Sebagaimana diketahui bahwa orang berkomorbid menjadi orang yang paling berisiko kehilangan nyawa jika terpapar covid.
Sedangkan urutan peringkat penyakit komorbid yang menyebabkan kematian saat terpapar covid-19 adalah diabetes.
Lebih lanjut disampaikan Jibril bahwa yang nantinya harus dipikirkan adalah bagaimana distribusi vaksin tersebut ke masyarakat.
Sebab tentunya pendistribusian vaksin ke puluhan juta masyarakat secara langsung bukanlah hal yang mudah.
“Apakah nanti lewat rumah sakit, lewat dinkes atau seperti apa.
Termasuk juga pendataan siapa saja yang dapat vaksin juga harus betul-betul diperhatikan," kata dia.
"Kalau nakes bisa lewat organisasi profesi atau lewat rumah sakit, nah kalau masyarakatnya bagaimana,” ucapnya.
Dalam wawancara sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Sabtu (17/10/2020) sempat angkat bicara soal vaksin.
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini terkait teknis pembagian vaksin tersebut belum jelas disampaikan pada Pemprov Jatim.
“Terkait vaksin ini kita menunggu pemerintah pusat.
Saya dengar Jatim menjadi satu dari tiga provinsi yang mendapatkan prioritas vaksin ini," ucap dia.
"Tapi setelah klir ada surat resmi dari pemerintah kita dapat berapa, maka kita baru bisa sampaikan,” kata Khofifah.
Berdasarkan penjelasan dari pemerintah pusat, penyuntikan vaksin di Indonesia akan dilakukan secara bertahap sampai akhir tahun 2020.