Gunung Semeru Meletus
Banjir Lahar Dingin Semeru Hasilkan Pasir Berkualitas Bagus, BPBD Antisipasi Penambang yang Nekat
Gunung Semeru mengeluarkan banjir lahar dingin. Namun, setelah banjir lahar dingin tersebut, penambang malah bersuka cita. BPBD antisipasi
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Gunung Semeru mengeluarkan banjir lahar dingin.
Namun, setelah banjir lahar dingin tersebut, penambang malah bersuka cita.
Hal tersebut karena pasir yang dihasilkan dari lahar dingin itu berkualitas tinggi.
Tentu saja bencana masih mengancam.
Banjir lahar dingin menghantui Daerah Aliran Semeru (DAS).
Baca juga: Relawan JASS Pendukung Gus Hans Kompak Dukung Eri-Armuji di Pilkada Surabaya 2020, Begini Alasannya
Baca juga: TARIF BARU TOL WARU - JUANDA, Bakal Berlaku Mulai Minggu 6 Desember 2020, Simak Rincian Harganya
Baca juga: Balasan Suami Nathalie Holscher Usai Dirinya Disenggol, Borok Teddy Terkuak, Sule: Kerja Dong
Bencana ini sangat berpotensi terjadi mengingat material lahar panas masih tertimbun di Besuk Kobokan.
Kekhawatiran ini akhirnya terjadi juga. Kamis sore (3/12), banjir lahar dingin
melanda Daerah Aliran Semeru (DAS), yang berlokasi di bawah Jembatan Piket Nol, Kecamatan Pronojiwo.
Rupanya, bagi para penambang banjir lahar dingin ini adalah berkah.
Sebab banjir lahar dingin dari Besuk Kobokan itu membawa material pasir yang berkualitas tinggi.
"Itu bencana, cuma bagi penambang itu senang karena kualitas pasirnya bagus," kata Wawan Hadi Siswoyo, Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Jumat (4/12/2020).
Namun, perlu diketahui derasnya aliran banjir lahar dingin tak mustahil bisa menyeret bagi siapa saja yang nekat melakukan aktivitas penambangan.
"Makannya kami betul-betul jaga biar tidak ada aktivitas penambangan," ujarnya.
Tak ingin kecolongan, dalam penjagaan BPBD Lumajang pun melibatkan berbagai unsur TNI, Polri, dan relawan untuk siagar di titik-titik DAS yang rawan terjadi banjir lahar dingin.
Upaya ini dilakukan untuk menghindari dari segala kemungkinan karena mengingat karakteristik Gunung Semeru yang bersifat fluktuatif.
"Hari ini, jam ini Semeru bisa kelihatan landai tapi kita gak pernah tahu kondisi nanti malam dan besok," pungkasnya.