Gunung Semeru Meletus
Tanggul Terkikis Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, Dikhawatirkan Melanda Pemukiman Warga
Tanggul sepanjang 15 meter di Sungai Rejali, yang merupakan Daerah Aliran Semeru (DAS) terkikis banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Tanggul sepanjang 15 meter di Sungai Rejali, yang merupakan Daerah Aliran Semeru (DAS) terkikis banjir lahar dingin.
Menurut informasi yang dihimpun, tanggul itu terkikis saat banjir lahar dingin datang, pada Kamis sore (03/12/2020).
Dikhawatirkan, jika kondisi ini terlalu lama dibiarkan banjir lahar dingin bisa melanda pemukiman warga.
Terlebih, mengingat volume penimbunan lahar panas di Besuk Kobokan masih terlalu besar.
Untuk mengurangi risiko itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, menyiapkan langkah darurat. Yang utama adalah menormalisasikan arus aliran sungai.
Baca juga: TARIF BARU TOL WARU - JUANDA, Bakal Berlaku Mulai Minggu 6 Desember 2020, Simak Rincian Harganya
Baca juga: Hendak Membuka Pintu, Takmir Musala Dikejutkan Penemuan Bayi Perempuan, Begini Kondisi Bayi itu
Baca juga: Prediksi One Piece 998, Sanji Jadi Pelayan Black Maria, Serta Pertarungan Sengit Luffy dengan Kaido?
"Salah satu solusinya adalah normalisasi aliran air.
kami sudah koordinasikan dengan pihak PU Sumber daya air selaku yang punya kewenangan di sungai ini," ujar Agus, Jumat (4/12/2020).
Menurut Agus, penyebab terkikisnya tanggul dikarenakan sebelumnya banyak aktivitas penambangan kurang memperhartikan kondisi lingkungan.
Para penambang lebih memilih mengeruk pasir dan bebatuan di tepian sungai ketimbang di tengah.
"Sehingga aliran sungai yang seharusnya bisa mengalir ke seluruh permukaan sungai hanya bisa mengalir di pinggiran," katanya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada para penambang jika nanti tambang kembali dibuka agar dapat mempertimbangkan kerusakan lingkungan jika terlalu melakukan aktivitas di pinggiran sungai.
"Maka itu saya minta kepada semua penambang proses pengambilan batu dan pasir mempertimbangkan kondisi kanan-kirinya.
Karena apabila ada kerusakan tanggul bisa mengancam keselamatan masyarakat," tandasnya.