Profil dan Biodata
Profil dan Biodata Akhyar Nasution Calon Wali Kota Medan di Pilkada 2020, Politisi Lulusan USU
Simak profil dan biodata calon Wali Kota Medan Bobby Nasution yang unggul di Pilkada Medan 2020. Segini harta kekayaan suami Kahiyang.
TRIBUNMADURA.COM - Pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2020 diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia, hari ini, Rabu (9/12/2020).
Di Pilkada Medan 2020, Bobby Nasution dipasangkan dengan Aulia Rachman sebagai Cawalkot dan Cawawalkot Kota Medan untuk 5 tahun ke depan.
Pasangan Bobby-Aulia diusung oleh sejumlah partai politik yaitu PDI Perjuangan, Gerindra, PAN, Golkar, Nasional Demokrat, Hanura, PSI, dan PPP.
Sementara itu, lawan politiknya di Pilkada Medan adalah Akhyar Nasution sebagai Cawalkot dan Salman Alfarisi sebagai cawawalkot. Kedua pasangan ini diusung oleh partai politik PKS dan Demokrat.
Profil Cawalkot Medan
Calon Wali Kota Medan Akhyar Nasution akan bertarung melawan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Medan 2020 pada 9 Desember 2020.
Akhyar Nasution maju bersama Salman Alfarisi dengan mengantongi dukungan dari Partai Demokrat dan PKS.
Akhyar Nasution merupakan anak Medan yang lahir 21 Juli 1966.
Ia merupakan lulusan SMA Negeri 3 Medan dan meraih gelar sarjana dari Fakultas Fisika Universitas Sumatra Utara. Kiprahnya di dunia politik terbilang cukup lama.
Karier politik Akhyar Nasution dimulai dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Akhyar Nasution telah menjadi Kader PDIP sejak tahun 1994. Akhyar Nasution merupakan lulusan Sekolah Guru Kader Utama PDIP angkatan IV pada tahun 2012 di Kulonprogo, Yogyakarta.
Tercatat Akhyar pernah terpilih sebagai anggota DPRD Kota Medan 1999-2004.
Pada Pilwako Medan 2015, ia ditunjuk sebagai calon wakil wali kota Medan mendampingi Dzulmi Eldin.
Kemudian di tahun 2019, Akhyar naik kelas sebagai plt Wali Kota Medan, setelah Dzulmi Eldin ditangkap KPK.
Romansa Akhyar Nasution dengan PDIP akhirnya berakhir di Pilkada Medan 2020.
Akhyar yang sebelum berharap didukung PDIP sebagai Calon Wali Kota Medan harus gigit jari setelah partai berlambang banteng tersebut memilih menantu Jokowi, Bobby Nasution.
Keputusan PDIP mengundang kekecewaan Akhyar hingga mencoba merayu dukungan dari partai lain.
Hasilnya, Akhyar Nasution mengantongi dukungan dari Partai Demokrat dan PKS di Pilkada Medan.
Dukungan kedua partai tersebut dibayar mahal Akhyar Nasution dengan meninggalkan Partai PDIP dan berlabuh ke Partai Demokrat.
Sementara, kader PKS Salman Alfarisi didapuk mendampingi Akhyar Nasution sebagai Calon Wali Kota Medan.
Berikut sejumlah fakta terkait Akhyar Nasution
1. Dipecat PDIP Karena Nekat Maju di Pilkada Medan
Akhyar Nasution merupakan salah satu kader senior di PDI Perjuangan yang bergabung di partai berlambang banteng tersebut sejak tahun 1994.
Selanjutnya, Akhyar Nasution mulai dipercaya sebagai pengurus PDI Perjuangan sejak tahun 1995.
Jelang Pilkada 2020, romansa Akhyar bersama PDI Perjuangan akhirnya berakhir tragis.
Akhyar Nasution dipecat PDI Perjuangan karena melawan putusan partai dengan nekat maju sebagai Calon Wali Kota Medan bersama Salman Alfarisi.
2. Jadi Plt Wali Kota Medan karena Dzulmi Eldin Ditangkap KPK
Akhyar Nasution sebelumnya menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan mendampingi Dzulmi Eldin. Dzulmi-Akhyar terpilih sebagai Wali Kota dan Wali Kota Medan di Pilkada Medan 2020 lalu.
Sejak tahun 2019, Akhyar Nasution resmi diangkat menjadi plt Wali Kota Medan di tahun 2019 setelah Dzulmi Eldin terjaring operasi tangkap tangan KPK.
Pascadilantik, Akhyar Nasution meminta kepada seluruh jajarannya di Pemko Medan untuk bekerja bersih. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa kepemimpinannya.
"Mulai saat ini mari kita memotivasi diri untuk bekerja dengan bersih dan melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Apabila ada yang berani nakal dalam menjalankan tugas, tanggung sendiri risikonya nanti," kata Akhyar Nasution.
3. Terinfeksi Covid-19
Akhyar Nasution merupakan salah pimpinan daerah yang dinyatakan positif Covid-19. Sejak dinyatakan Covid-19, Akhyar menjalani perawatan intensif dan isolasi mandiri selama lebih dari dua pekan.
4. Maju di Pilkada Medan dari Demokrat dan PKS
Akhyar Nasution maju di Pilkada Medan 2020 dengan raihan dukungan dari Partai PKS dan Demokrat. Di Pilkada Medan, Akhyar berpasangan dengan kader PKS,
Salman Alfarisi yang diketahui menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Medan.
Tak hanya itu, Akhyar Nasution juga memilih berlabuh ke Partai Demokrat. Kedatangan Akhyar ini disambut baik Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
5. Mendapatkan Dukungan dari Ustad Abdul Somad
Akhyar Nasution mendapatkan dukungan dari Ustad Abdul Somad (UAS) di Pilkada Medan 2020. Dukungan UAS diunggah tim media kampanye Akhyar-Salman di akun media sosial milik mereka.
UAS dalam video tersebut berpesan kepada pasangan AMAN untuk melakukan kampanye dengan mengetuk rumah ke rumah serta memanfaatkan perkembangan teknologi seperti media sosial. Kampanye terbuka dengan pengerahan massa dalam jumlah besar saat ini tidak dapat dilaksanakan karena pandemi Covid-19.
“Ketuk pintu (rumah) rakyat supaya terketuk hatinya. Insya Allah saya mendukung Bang Akhyar Nasution dan Ustaz Salman menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan 202-2024 yang amanah. Bergandeng tangan dengan ulama dan memperhatikan para dhuafa,” kata UAS.
Akhyar Nasution: Banyak Invisible Hand yang Ikut Bermain di Pilkada Medan
Pasangan Akhyar Nasution - Salman Alfarisi menggelar konferensi pers terkait hasil hitung cepat Pilkada Kota Medan, Kamis (10/12/2020).
Kepada awak media, Akhyar Nasution mengatakan ada peran tangan tak terlihat atau invisible hand yang bermain di Pilkada Kota Medan.
"Banyak invisible hand yang ikut bermain, kami juga tidak dapat menyatakan secara eksplisit," ujarnya.
"Kami dapat merasakan invisible hand itu sangat berpengaruh, sangat penuh bermain di dalam Pilkada Kota Medan ini. Untuk itu sekali lagi kepada seluruh relawan dengan semangat tinggi, heroik, ingin memperjuangkan Akhyar-Salman. Tapi ternyata perjuangan kita hanya sebatas 48 persen," katanya.
Calon petahana ini juga mengungkapkan apresiasi terhadap para relawan yang tetap mau berjuang di tengah keterbatasan logistik yang dialami timnya.

"Kami berjuang dengan keterbatasan logistik. Untuk itu kami memohon maaf kepada para relawan jika harus mempersiapkan sendiri logistiknya. Kami sangat berterima kasih atas bantuan semuanya semoga ini menjadi amal bagi kita semua, amal jariyah bagi kita," tuturnya.
Bagi dia, ini merupakan perjuangan yang luar biasa karena dengan segala keterbatasan pihaknya bisa meraup suara hampir 50 persen dari total pemilih.
"Ini sebuah perjuangan yang sangat luar biasa. Kita berjuang dengan keterbatasan yang sangat luar biasa. Untuk itu sekali lagi Akhyar-Salman mengucapkan banyak terima kasih. Dan kami memohon maaf jika ada perkataan atau sikap kami yang kurang berkenan," ujarnya.
Sebelumnya, Plt Ketua DPD PKS Kota Medan Amsal Nasution menyampaikan hasil perhitungan suara yang dilakukan oleh tim internal.
"Kita sudah mengkoordinir suara telah bekerja sampai di tahapan ini. Hasil konsolidasi data kita bersama tim AMAN kita peroleh suara sebanyak 48 persen. Dengan partisipasi pemilih 47 persen dari 1,6 juta DPT yang ada," ujar Amsal. (cr14/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Akhyar Nasution Konferensi Pers, Sampaikan Perolehan Suara dan Kejanggalan pada Pilkada Kota Medan