Virus Corona di Ponorogo

Punya Gejala Flu, Dokter di Ponorogo Dinyatakan Covid-19, Kondisi Menurun hingga Meninggal di RS

Tenaga kesehatan dokter bernama Zulfita Riyanti di Kabupaten Ponorogo itu meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
IDI Ponorogo
Dokter di Kabupaten Ponorogo bernama Zulfita Riyanti meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, Rabu (30/12/2020). 

TRIBUNMADURA.COM, PONOROGO - Seorang tenaga kesehatan di Kabupaten Ponorogo meninggal dunia, Rabu (30/12/2020).

Tenaga kesehatan dokter bernama Zulfita Riyanti itu meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Rahayu Kusdarini menyebutkan, pada awalnya, dokter Zulfita sudah merasakan gejala flu.

"Lima hari kemudian kondisinya lemas, lalu dibawa ke rumah sakit. Setelah itu diswab," ucap Irin, sapaan akrab Rahayu Kusdarini, Kamis (31/12/2020).

Baca juga: 555 Titik Lampu Penerang Jalan Dibangun di Pamekasan Tahun 2020, Warga Tak Lagi Takut Pergi Malam

Baca juga: Waspada Gejala Covid-19 Varian Baru, Ruam Kulit Bisa Jadi Tandanya, Simak Hal yang Wajib Diketahui

Baca juga: Polres Kediri Lakukan Penyekatan di 23 Titik saat Malam Tahun Baru, Sasar Kendaraan dari Luar Kota

Setelah dirawat di rumah sakit selama satu hari, ternyata kondisi dokter itu semakin menurun.

"Pada 22 November belia dirujuk ke Surabaya sampai tadi malam (meninggal dunia) beliau dalam perawatan intensif di Surabaya," lanjutnya.

Irin menyebutkan, memang dr Zulfita mempunyai riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi yang memperparah infeksi Covid-19.

"Beliau 1 bulan dirawat, 5 minggu dirawat di Surabaya," jelasnya.

Dr Zulfita sendiri merupakan dokter di Puskemas Sukorejo, namun juga membuka praktik di rumah yaitu di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan.

"Jadi ada dua kemungkinan, (tertular) saat memberikan layanan di Puskesmas atau saat praktik di rumah," pungkasnya.

Kasus Lainnya di Ponorogo

Sebelumnya, tenaga kesehatan di Ponorogo yang meninggal dunia akibat Covid-19 juga menimpa dokter bernama Novita Rachmawati, Jumat (11/12/2020) pagi.

Dokter itu meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Surabaya.

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Kembali Meningkat, Warga Diminta Tak Kendur Terapkan Disiplin Protokol Kesehatan

Baca juga: Wali Kota Malang Sutiaji Sembuh dari Covid-19, Langsung Gowes Pagi Tinjau Proyek Pembangunan 

Sekda Kabupaten Ponorogo, Agus Pramono mengatakan, dr Novita Rachmawati meninggal bersama janinnya yang berusia 7 bulan.

"dr Novita ini meninggal dunia dalam kondisi menderita Covid-19. Usia kandungannya 7 bulan," kata Agus, Jumat (11/12/2020).

"Kita sangat berduka dan ini sekaligus memberikan pelajaran untuk lebih berhati-hati bahwa Covid-19 ini sangat berbahaya," sambung dia.

Dokter Novita sendiri merupakan dokter umum yang bertugas di RS Muslimat Ponorogo.

Lebih lanjut, Agus meminta masyarakat untuk menggalakkan protokol kesehatan di tengah naiknya angka Penularan Covid-19 di Bumi Reog.

Baca juga: BREAKING NEWS - Bupati Lumajang Positif Covid-19, Diumumkan Langsung Thoriqul Haq di Facebook

Baca juga: Kondisi Terkini Bupati Lumajang Setelah Positif Covid-19, Thoriqul Haq Minta Doa Warga Segera Pulih

"Berkali-kali saya sampaikan bahwa Covid-19 ini memang ada. Kita sedang berjuang, saat ini kasus Ponorogo sedang meningkat," ucap Agus.

"Saat ini kita koordinasi terus dengan Forpimda bagaimana langkah ke depan," pungkasnya.

Gejala Baru Covid-19

penderita Covid-19 biasanya akan mengalami gejala batuk kering, sesak napas, hingga hilang kemampuan indra penciuman.

Namun belakangan, muncul gejala Covid-19 terbaru yang belum diketahui banyak orang.

Gejala Covid-19 terbaru itu terkuak berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman para dokter yang menangani kasus tersebut.

Melakukan pemeriksaan dan mencari bantuan profesional memang merupakan langkah yang paling tepat ketika kita merasakan gejala yang mengganggu.

Namun mengetahui gejala-gejala corona terbaru bisa menjadi cara efektif untuk deteksi dini.

Berikut gejala corona terbaru:

1. Gejala corona terbaru berupa Silent hypoxia

Gejala corona terbaru ini mengejutkan bagi sebagian dokter yang sudah berpengalaman puluhan tahun.

Gejala Covid-19 terbaru ini membuat pasien menderita infeksi paru-paru kronis, dengan tingkat oksigen yang sangat rendah. Namun, tidak ada masalah pernapasan sama sekali.

Dalam sebuah opini yang ditulis untuk New York Times, Richard Levitan MD, menjelaskan lebih dalam tentang hal ini.

Dia mengatakan, kebanyakan pasien dengan kondisi tersebut dilaporkan sakit selama seminggu atau lebih dengan gejala demam, batuk, sakit perut dan kelelahan, tetapi napas mereka menjadi pendek di hari mereka datang ke rumah sakit.

"Pneumonia mereka jelas telah berlangsung selama berhari-hari, tetapi saat mereka merasa harus pergi ke rumah sakit, mereka seringkali sudah dalam kondisi kritis," ungkap dia.

Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Bau Mulut Tak Sedap, Hindari Jenis Makanan Tertentu hingga Berhenti Merokok

Baca juga: Promo Indomaret 17 November 2020, Beli Minyak Goreng, Keju, hingga Snack Dapat Diskon Besar

2. Gejala corona terbaru berupa pembekuan darah dan stroke

Salah satu gejala corona terbaru yang terkadang mematikan berkaitan dengan pembekuan darah yang tidak normal.

Ahli radiologi intervensi Yale Medicine yang berspesialisasi dalam prosedur jantung yang dipandu gambar, Hamid Mojibian MD memberikan penjelasannya.

Dia mengatakan, otopsi pasien Covid-19 menunjukkan mikroemboli (gumpalan kecil) di berbagai organ yang menjelaskan beberapa disfungsi organ pada pasien.

"Pasien Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi untuk membentuk gumpalan darah arteri yang bisa sangat berbahaya," kata dia.

Namun, tingkat berbahayanya bergantung pada di mana gumpalan terbentuk atau bermigrasi.

"Semua organ dalam tubuh kita bergantung pada darah yang dibawa melalui sistem arteri untuk berfungsi dengan benar," jelas dia.

"Setiap gangguan suplai darah dapat mengakibatkan konsekuensi yang parah," tambah Mojibian.

Ada sejumlah laporan pembekuan terjadi di aorta, arteri ginjal (menyebabkan infark ginjal), dan tungkai (menyebabkan kaki hitam dan gangren).

Namun, yang paling merusak adalah gumpalan di pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke, bahkan pada orang yang lebih muda.

3. Gejala corona terbaru mirip sindrom kawasaki

Pada 6 Mei lalu, otoritas negara bagian New York mengeluarkan peringatan yang menjelaskan bahwa ada 64 anak di negara bagian tersebut dirawat di rumah sakit dengan kondisi aneh.

Para dokter menggambarkan kondisi mereka seperti "sindrom inflamasi multisistem pediatrik."

"Secara klinis menyerupai proses inflamasi masa kanak-kanak lainnya, penyakit kawasaki." Demikian diungkapkan profesor pediatri sekaligus dokter penyakit menular pediatrik dari Yale School of Medicine, Thomas Murray, MD.

Contoh gejala corona terbaru yang harus diwaspadai orangtua antara lain demam tinggi yang berkepanjangan, mata merah, ruam, nyeri otot, muntah, dan diare.

Biasanya, kondisi ini terjadi beberapa hari setelah infeksi awal.

4. Gejala corona terbaru berupa gangguan pencernaan

Penelitian baru mengklaim, banyak pasien Covid-19 mungkin tidak mengalami gejala pernapasan sama sekali, pasien malah mengalami gejala corona terbaru yakni menderita gejala gastrointestinal seperti diare, mual, dan muntah.

Sementara penelitian awal menemukan, kurang dari 4% pasien Covid-19 memiliki gejala gastrointestinal.

Lalu, sejumlah penelitian yang lebih baru menemukan angka itu mendekati 11%, sementara beberapa penelitian lain mengklaim angkanya bisa mencapai 60%.

5. Gejala corona terbaru pasien mengalami kebingungan parah

Kelelahan adalah gejala umum Covid-19, tetapi pada beberapa orang terutama lansia, dilaporkan pula sejumlah gejala corona terbaru seperti disorientasi dan kebingungan parah.

Dalam pedoman klinis yang diterbitkan The University of Lausanne Hospital di Revue Medicale Suisse, disebut, kondisi tersebut dapat menyertai demam dan masalah pencernaan.

Joseph R. Berger, profesor neurologi di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, meyakini, gejala corona terbaru dari sisi kejiwaan ini mungkin disebabkan oleh silent hypoxia yang dijelaskan di atas.

Kondisi itu adalah kekurangan oksigen di otak karena rendahnya kadar dalam darah.

"Otak tidak dapat menahan tingkat oksigen yang rendah. Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen, pasien akan menderita hipoksia, yang pada akhirnya dapat mengubah cara berpikir mereka," kata Berger kepada Inquirer.

6. Gejala corona terbaru pasien merasa lemah dan dehidrasi

Direktur medis dari Ruth and Harry Roman Emergency Department di Cedars-Sinai Medical Center, Dr. Sam Torbati, memaparkan tentang kondisi ini.

Dia menjelaskan, manula yang dirawat awalnya tampak seperti pasien trauma tetapi belakangan ditemukan mengidap Covid-19.

Menurut dia, mereka menjadi lemah dan dehidrasi yang menjadi gejala corona terbaru.

Ketika mereka berdiri untuk berjalan, mereka pingsan dan itu membuat mereka mengalami luka parah.

Torbati melihat orang dewasa yang lebih tua terlihat sangat bingung dan tidak dapat berbicara, yang pada awalnya tampak seperti menderita stroke.

"Ketika kami mengujinya, kami menemukan apa yang menyebabkan perubahan ini adalah efek sistem saraf pusat dari virus corona," kata dia kepada CNN.

7. Gejala Berlanjut

Menurut WHO, kebanyakan orang dengan kasus Covid-19 ringan akan pulih dalam dua minggu, sementara infeksi yang lebih parah membutuhkan waktu 3-6 minggu untuk mereda.

Namun, menurut laporan baru dari New York, ada beberapa orang melewati batas 30 hari tersebut dan masih melaporkan gejala corona terbaru terhitung sejak dites negatif.

Kerri Noeth, wanita yang sudah memasuki hari ke-36 infeksi, mengatakan kepada ABC7NY, dia pernah ke UGD dua kali sejak tanda 14 hari dengan gejala berkelanjutan masih saja ada.

Termasuk rasa terbakar dan kesemutan di dada dan lehernya disertai dengan hot flash.

Ada pula Susan Silverman, yang pada hari ke-38 masih menderita kehilangan indra dan penciuman, sakit lengan dan vertigo, meskipun semua gejala tersebut tidak hanya berkaitan dengan Covid-19.

"Berbagai gejala yang tersisa, terutama jantung berdebar-debar, dan ketidaknyamanan yang luar biasa di dada dan tulang rusuk saya," kata Silverman.

Yang harus dilakukan

Jika kita merasakan gejala-gejala corona terbaru tersebut, atau bahkan gejala corona lainnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk segera hubungi profesional medis, terutana dirasa ada risiko tinggi.

Mereka yang memiliki risiko tinggi menderita penyakit dari Covid-19 adalah:

  • Usia di atas 65 tahun. Orang yang tinggal di panti jompo atau fasilitas perawatan jangka panjang.
  • Orang yang memiliki penyakit paru-paru kronis atau asma sedang hingga berat, kondisi jantung yang serius, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, dan memiliki diabetes.
  • Juga mereka yang memiliki penyakit ginjal kronis dan sedang menjalani dialisis, atau memiliki penyakit hati.

Ingat, pandemi corona belum berakhir.

Tetap jaga jarak, menggunakan masker, dan sering mencuci tangan.

Cermati gejala corona terbaru untuk deteksi dini agar lebih cepat mendapat penanganan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Gejala Baru Infeksi Covid-19 yang Mengejutkan",

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved