Berita Malang

Jenazah Pasien Covid-19 di Malang Tertukar, Keluarga Emosi Tahu Faktanya, 1 Orang Dilarikan ke RS

Jenazah pasien Covid-19 di Kota Malang tertukar saat akan disemayamkan di pemakaman, simak kronologinya.

Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Ilustrasi prosesi pemakaman jenazah pasien Covid-19 

Reporter: Rifky Edgar  | Editor: Ayu Mufidah KS

TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Jenazah pasien Covid-19 di Kota Malang diketahui tertukar saat akan disemayamkan, di TPU Kasin, Kamis (28/1/2021) 

Insiden jenazah pasien Covid-19 tertukar itu pun mengundang amarah keluarga.

Satu orang petugas PSC 119 Dinas Kesehatan harus dirawat di rumah sakit usai mendapatkan bogem mentah dari keluarga jenazah.

Akibat kejadian tersebut, keluarga jenazah inisial MNH (21) dan DBO (24) harus diamankan oleh petugas kepolisian setelah keduanya dilaporkan.

Baca juga: Tragedi Berdarah di Malang, Ayah dan Anak Tewas usai Terlibat Carok, 2 Korban Tergeletak di Jalanan

Baca juga: Penjahat Kelamin asal Malang Rayu Remaja 15 Tahun, Belikan Kamus Bahasa Korea Lalu Lecehkan Korban

Baca juga: Keluarga Kaget Wajah Jenazah di Peti Berbeda dari Foto, Ternyata Jenazah TKI asal Jember Tertukar

MNH yang merupakan anak dari jenazah mengaku telah memukul salah seorang petugas PSC 119 karena tersulut emosi.

Emosi tersebut disebabkan, karena jenazah yang dibawa oleh petugas bukanlah jenazah bapaknya, melainkan jenazah orang lain.

"Waktu dibawa, saya lihat nama di peti itu bukan nama bapak saya," ucapnya dalam rilis yang digelar di Polresta Malang Kota pada Jumat sore (29/1).

"Saya coba bilang ke keluarga kalau ini bukan nama bapak saya," sambung dia.

"Dari situ timbul kekacauan lagi antara keluarga dengan petugas," lanjutnya.

Baca juga: RS hingga Puskesmas Dijaga Ketat Polisi, Antisipasi Upaya Pengambilan Paksa Jenazah Pasien Covid-19

Baca juga: BREAKING NEWS - Dua Pohon Tumbang di Akses Jalan Menuju Jembatan Suramadu Bangkalan

Dalam peti tersebut tertulis atas nama jenazah Sugianto dan bukan Wakhid yang merupakan almarhum orang tuanya.

Melihat kekeliruan tersebut, DBO kemudian mencari penanggung jawab dan koordinator pemakaman.

"Kami terpancing emosinya. Saudara saya menabrak salah satu petugas, tidak lama saya, karena saya spontan emosi, dan khilaf, saya memukul salah satu petugas," kata dia.

"Tapi yang pertama kali ditabrak saudara saya, terus dipegang orang-orang, kemudian disusul saya yang kemudian secara spontan memukul salah satu petugas," terangnya.

MNH sendiri juga mengaku bahwa dirinya sudah terlalu sabar dalam menunggu orang tuanya yang meninggal tersebut untuk dimakamkan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved