Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
KNKT Rilis Laporan Awal Penyebab Sriwjaya Air SJ 182 Jatuh, Pengamat: Tunggu Cockpit Voice Recorder
Sebulan sesudah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu, KNKT menyampaikan laporan awal terkait kecelakaan tersebut.
"Jadi laporannya awal, menunggu bukti-bukti, data-data baru yang masuk," sambungnya.
Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ini berujar, CVR akan banyak membantu memecahkan misteri jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 tersebut.
"Kalau Cockpit Voice Recorder ada, sudah banyak membantu," katanya.
"Kemudian nanti ada data-data baru lagi, maintenance logbook bagaimana, catatan pilot selama ini fligt logbook-nya bagaimana."
"Banyak data yang harus digabung, supaya utuh laporannya," terang Budhi Muliawan Suyitno.

Menurutnya, KNKT berhati-hati membuat laporan karena keterbatasan data.
"Mereka berhati-hati, jadi ini adalah laporan awal."
"Karena berdasarkan keterbatasan data-data yang mampu dikumpulkan," imbuh mantan Menteri Perhubungan di zaman Gus Dur itu.
Kronologi Jatuh
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, berdasarkan rekaman Flight Data Recorder (FDR), sistem autopilot pesawat aktif di ketinggian 1.980 kaki.
Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo mengatakan, pesawat SJ 182 setelah lepas landas dan melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin atau Throttle sebelah kiri bergerak mundur sehingga tenaga berkurang.
"Sementara itu tuas pengatur tenaga mesin sebelah kanan tetap."
"Kemudian saat melewati ketinggian 10.600 kaki, pesawat berada di posisi 46 derajat lalu mulai berbelok ke arah kiri," ujar Nur Cahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Ia menjelaskan, sebelumnya pilot pesawat SJ 182 meminta kepada petugas Air Traffic Controller (ATC) untuk berbelok ke 75 derajat dan diizinkan.
ATC pun memprediksi perubahan arah ini akan membuat SJ 182 bertemu dengan pesawat lain dengan tujuan yang sama.