Berita Tuban
Meski Jadi Miliarder Baru, Warga Desa Sumurgeneng Tuban Tetap Bertani, Tak Sungkan Jemur Jagung
Warga Desa Sumurgeneng masih tetap menjadi petani kendati kini tanah mereka sudah terjual untuk pembangunan kilang minyak.
Penulis: Mohammad Sudarsono | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Sementara itu, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, warga yang menjual lahannya memang ada yang dibelikan tanah lagi.
Jadi misal lahan pertaniannya dijual, maka ia bisa kembali bertani dengan membeli lahan yang baru.
Selain itu juga untuk membeli mobil, bangun rumah dan ditabung maupun usaha.
"Ya ada yang beli tanah sawah untuk bertani, ada yang beli di desa ataupun luar desa," kata dia.
"Untuk di Sumurgeneng ada 840 KK, warga yang menjual tanah sekitar 225," ungkapnya.
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar.
Rinciannya, lahan warga 384 hektar, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.(nok)
Sebelumnya, Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, ramai dibicarakan publik di media sosial.
Itu setelah warga Desa Sumurgeneng dikabarkan kompak membeli mobil baru dalam tenggang waktu tak lama.
Tak tanggung-tanggung, warga Desa Sumurgeneng membeli mobil baru dengan jumlah ratusan unit.
Terbaru, dari rekaman video pendek yang beredar, belasan mobil datang secara bersamaan di desa tersebut.
Mobil-mobil baru itu tampak yang diangkut menggunakan truk towing.