Berita Gresik
Viral Jembatan Panjang 4 Meter Seharga Rp 200 Juta di Gresik, Kepala Desa Sebut Ada Kesalahpahaman
Kepala Desa angkat bicara soal jembatan yang memiliki panjang dan lebar 4 meter seharga Rp 200 juta.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Willy Abraham | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK – Kepala Desa Wadak Kidul, Moh Hamam menanggapi jembatan yang memiliki panjang dan lebar 4 meter seharga Rp 200 juta di Desa Wadak Kidul, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik.
Moh Hamam menyebut, ada kesalahpahaman dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diterimanya dari pihak Kecamatan Duduksampeyan.
Baca juga: Kecelakaan di Jembatan Suramadu, Warga Bangkalan Tewas setelah Mobilnya Terbalik, Suami Selamat
Baca juga: Penyebab Kebakaran di SPBU Buring Kota Malang Terekam CCTV, Penyelidikan Terkendala Listrik Padam
Ia mengungkapkan, dalam RAB tersebut, hanya ada desain jembatan saja, tidak ada desain jalan beton.
Karenanya, proyek senilai Rp 200 juta itu, hanya dikerjakan jembatan saja.
Meskipun, data jalan beton hanya tercatat tanpa ada gambar desain di RAB.
"Yang dikerjakan hanya jembatan saja di RAB seperti ini," kata dia, Sabtu (19/3/2021).
"Di dalam detailnya ada jalannya. Saya melihat, tukang melihat desa juga melihat yang ada hanya gambar jembatannya saja ,” ucapnya.
RAB tersebut, kata Hamam, yang membuat adalah pihak kecamatan dan diterimanya juga seperti itu.
Saat didatangi pihak kecamatan setelah selesai dikerjakan, dianggap bagus dan tidak ada masalah saat proses verifikasi.
“Saya sayangkan kenapa tidak ditanyakan jalan beton oleh pihak kecamatan,” terangnya sambil membuka RAB.
Setelah jembatan tersebut viral di media sosial karena hanya memiliki panjang dan lebar 4 meter, ketebalan 30 sentimeter dengan anggaran Rp 200 juta, pihaknya langsung berkoordinasi dengan kecamatan.

Baca juga: Digerebek Polda Jatim Karena Kasus Prostitusi, Karaoke Next KTV Blitar Disarankan Tutup Sementara
Baca juga: Puluhan Petugas Lapas Narkotika Klas IIA Pamekasan Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua
“Pengerjaan sudah sesuai RAB dan sudah diverifikasi. Berati sudah sesuai dengan RAB. Bisa dilihat hanya ada gambar jembatan," ucap dia.
Di sini tidak ditampakkan sama sekali gambar jalan beton. Setelah ramai ada rinciannya jalan," tuturnya.
"Sangat disayangkan saat diverifikasi oleh kecamatan kok tidak ditanyakan kalau tidak ada jalan,” paparnya lagi dengan menunjukkan RAB.
Ia mengatakan, jalan tidak dikerjakan karena pada gambar dan desain RAB, tidak ada.
Saat pengajuan, pihaknya juga tidak mengajukan jalan beton.
Sedangkan di dalam RAB hanya tercatat jalan beton selebar 4 meter.
Padahal jalan usaha tani (JUT) yang diapit tambak milik warga memiliki lebar 2,5 meter saja.
Hanya kendaraan roda dua saja yang bisa melintas.
“Saya hanya mengajukan dua jembatan. Ternyata di setujui cuman satu," ungkap dia.
"Dana Rp 200 juta ini terlalu besar. Malah dijawab tidak apa-apa, dibuatkan RAB sama kecamatan,” terangnya.
Baca juga: Polisi Periksa Tiga Petugas Operator sebagai Saksi Kasus Kebakaran SPBU Buring Kota Malang
Aggaran sebesar Rp 200 juta berasal dari BK Dinas PUTR saat Musrenbang kecamatan itu, tambah dia, masih memiliki sisa anggaran sebesar Rp 64 juta.
Uang itu, sekarang berada di dalam rekening Bank Jatim Desa Wadak Kidul.
“Uangnya masih di rekening atas nama Desa Wadak Kidul. Barang kali warga saya yang ingin membuktikan jangan sungkan dengan saya dibuktikan saja,” tutupnya.
Kepala Seksi Pembangunan Kecamatan Duduksampeyan, Kholifah memilih menjawab secara diplomatis terkait RAB jembatan senilai Rp 200 juta tersebut.
Menurutnya, pihak kecamatan hanya sebagai fasilitator saja.
“Kami hanya fasilitator saja, dari desa kami bawa ke Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR)," katanya.
"Kami sebagai fasilitator saja, dana tersebut dari Bantuan Keuangan (BK) khusus untuk desa dari Dinas PU,” ucapnya.
Terkait sisa anggaran Rp 64 juta, Kholifah mengaku masih menunggu dari Dinas PUTR Gresik.
Sebab, masih ada jalan beton yang belum dibangun.
“Ketentuan dari dinas PUTR selaku verifikator, tim dari PU uji kelayakan bagaimana selanjutnya. Yang menentukan dinas PU. Kami menunggu saja,” kata dia.
Setelah jembatan tersebut viral, Dinas PUTR dan Kecamatan Duduksampeyan meninjau lokasi jembatan.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga DPUTR Gresik, Dhiannita Triastuti belum bisa berbicara banyak.
Dikonfirmasi, Dian mengaku, masih menunggu laporan hingga belum bisa memberikan konfirmasi kepada awak media.
“Kita cek dulu, maaf lagi rapat. Saya belum mendapatkan laporan hasil tadi,” tutupnya.
Diketahui, jembatan tersebut hanya digunakan oleh petani tambak mengangkut hasil tambak.
Kemudian akses warga menuju Desa Bendungan dengan kondisi jalan tambak selebar 2,5 meter saja. (wil)