Berita Tulungagung
Kisah Penambang Pasir Penyelam Sungai Brantas, Tahan Nafas 1 Menit dan Lawan Arus Demi Seember Pasir
Kisah penyelam sungai Brantas demi seember pasir di Tulungagung. Para penyelam ini menahan nafas selama 1 menit hingga terseret arus.
Penulis: David Yohanes | Editor: Aqwamit Torik
Alasannya pekerjaan ini butuh fisik yang kuat serta kekuatan menahan nafas di dalam air.
“Setidaknya sekali menyelam butuh waktu satu menit, kemudian bawa pasir.
Cukup berat, karena melawan arus yang deras dan membawa beban,” terang Roni.
Pekerjaan ini diawali dengan menancapkan galah panjang ke dasar Sungai Brantas.
Titik di mana Roni dan kawan-kawan bekerja ini mempunyai kedalaman 6-8 meter.
Galah panjang ini mempunyai banyak fungsi, seperti menakar kedalaman air, menunjuk titik yang banyak pasirnya, dan alat bantu untuk menyelam.
“Karena arusnya kan sangat deras.
Jadi tinggal turun ke dasar dengan memegang galah itu.
Kalau tidak pakai galah, bisa terseret arus,” tutur Roni.
Setelah galah terpasang, Roni dan Yanto secara bergantian mulai menyelam sambil membawa tomblok.
Menurut Roni, sesampai di dasar sungai, tomblok dikerukkan ke bagian berpasir dengan berjalan mundur mengikuti arus sungai.
Setelah mendapatkan pasir, mereka tidak lagi khawatir terseret arus karena pasir yang mereka bawa cukup jadi pemberat.
Satu tomblok penuh pasir bisa mencapai berat 50 kilogram.
Setelah keluar dari dalam air, mereka mengatur nafas lebih dulu sebelum memanggil pasir yang mereka dapat ke darat.
Jumlah pasir yang didapat tergantung pada kondisi fisik setiap orang.
