Ara Bocah Hilang Asal Surabaya Ditemukan

5 Hari Hilang, Ara Bocah Surabaya Ditemukan di Pasuruan, Keluarga Minta Proses Hukum Tetap Berlanjut

Oke Ary Aprilianto (34) dan Hamidah (35) ditetapkan sebagai tersangka penculikan Nesa Alana Karaisa atau Ara. Lalu apa motif kedua tersangka?

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/FEBRIANTO RAMADANI
Suasana tasyakuran di kediaman Nesa Alana Karaisa atau Ara yang sempat diculik oleh Oke Ary Aprilianto (34) dan Hamidah (35), Sabtu (27/3/2021). 

Reporter: Febrianto Ramadani| Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Oke Ary Aprilianto (34) dan Hamidah (35) ditetapkan sebagai tersangka penculikan Nesa Alana Karaisa atau Ara. Lalu apa motif kedua tersangka yang tak lain pakde dan bude Ara? 

Dalam pengakuannya, kedua tersangka mengaku sakit hati. Pasalnya, anak dari tersangka sebelumnya sempat ditampar oleh Safrina Anindia Putri atau ibunya Ara.

Baca juga: Ramalan Shio Minggu 28 Maret 2021: Hari yang Buruk bagi Shio Monyet, Shio Kambing hingga Shio Tikus

Baca juga: Arti Mimpi Rambut Rontok saat Keramas Menurut Primbon, Pertanda Datangnya Gangguan Dalam Hidup Anda

Baca juga: Pengedar Pil Dobel L Asal Gurah Tertangkap saat Malam Hari, Polres Kediri Amankan 16 Ribu Butir

Baca juga: Mimpi Dilamar Mantan Pacar? Ketahui Arti Mimpi Itu Menurut Primbon Jawa, Benarkah Pertanda Buruk?

Meski begitu, Hamidah mengaku hanya memendam rasa sakit hati itu. Ia juga tidak melaporkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh ibunya Ara karena dianggap masih satu keluarga.

Sementara itu, Oke Ary Aprilianto suami siri Hamidah mengaku bahwa penculikan yang dilakukannya hanya spontan. Saat itu pada Selasa (23/3) ia dan istrinya tak sengaja menjumpai Ara yang sedang main di taman.

Tak hanya sakit hati, Ary mengungkapkan permasalahan dengan orang tua Ara sebenarnya sudah berlangsung lama.

Salah satunya yakni dipicu soal hak warisan rumah.

Pantauan TribunMadura.com, tokoh masyarakat setempat memimpin doa sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, setelah kembali dipertemukan Ara.

Nasi tumpeng dan bubur merah siap disajikan dan disantap bersama sanak famili Ara .

Tampak, mimik muka bocah berusia 7 tahun tersebut menyisakan ketakutan dan trauma.

Atin Agustiana, nenek Ara , mengucapkan rasa syukur yang sebesar besarnya. Ia berharap musibah ini segera berlalu dan tidak terulang kembali.

"Alhamdulillah semua ini berkat Allah Subhanahu Wa Ta Ala, yang telah mempertemukan cucu saya dengan saudara dan orang tuanya dalam kondisi yang selamat," ujarnya

Atin tidak menampik, jika penyebab peristiwa itu berawal dari kesalahan keluarga. Sehingga, dijadikan pelajaran agar lebih berhati hati dalam mengawasi anak.

"Harapan ke depan ini juga mungkin dari kesalahan keluarga. Jadi tetap dijaga karena anak adalah titipan dari Allah. Keselamatan dan kesehatan harus dijaga," ucapnya.

Untuk hukuman, lanjut Atin, keluarga menyerahkan kepada kepolisian karena telah masuk di ranah pengaduan. Jadi, hasilnya diserahkan kepada pihak kepolisian.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved