Berita Pamekasan

Program Pertanian Terintegrasi di Ponpes, Cukup Titip Sapi, Wali Santri Tak Perlu Bayar Pendidikan

Santri dan santriwati Pondok Pesantren Al-Fatih Desa Klampar Pamekasan dibebaskan biaya pendidikan.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fatih, KH Ilzamuddin saat mengecek lahan pertanian terintegratif di area Pondok Pesantren Al-Fatih, Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Sabtu (24/4/2021). 

Reporter: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah KS

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Para wali santri Pondok Pesantren Al-Fatih, Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, kini tidakperlu  lagi kebingungan membiayai putra-putrinya.

Sebab, semua biaya pendidikan di Ponpes Al-Fatih telah digratiskan.

Syaratnya, wali santri cukup menitipkan seekor sapi guna dipelihara oleh Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Fatih.

Setelah lima tahun sapi dititipkan, wali santri tidak hanya menerima kembali utuh sapi yang telah dipelihara pesantren.

Baca juga: Henry Boomerang Meninggal Dunia setelah 10 Hari Dirawat, Ini Kata RS soal Penyebab Meninggalnya

Baca juga: Wakapolres Pamekasan Kini Dijabat Kompol Iswahab, Sebelumnya Punya Jabatan Penting di Polda Jatim

Baca juga: BREAKING NEWS - Hubert Henry Limahelu Boomerang Meninggal Dunia setelah Dirawat di RS 10 Hari

Mereka juga akan mendapatkan 3 sampai 4 ekor sapi baru sebagai hasil investasi dari penitipan sapi di pesantren.

"Alhamdulillah, Pesantren Al Fatih sudah menyediakan lahan guna dimanfaatkan buat memelihara sapi dari wali santri," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fatih, KH Ilzamuddin kepada TribunMadura.com, Sabtu (24/4/2021).

"Konsekuensi positifnya, kebutuhan makan harian santri dijamin oleh pesantren," sambung dia.

Di atas lahan sebelah barat laut Pesantren Al-Fatih, kini sudah berdiri kandang memadai untuk pemeliharaan 200 sapi tanpa ngarit.

Pesantren juga melakukan pembebasan lahan di sebelah timur kandang sapi.

Di lahan tersebut, saat ini dibuat pengerasan jalan untuk akses kendaraan roda empat pengangkut sapi.

"Pesantren Al-Fatih juga memiliki lahan pertanian. Hasil pertanian inilah yang membuat pesantren berdaya; tidak perlu beli beras, jagung, dan sayuran. Semuanya sudah tersedia," ujarnya.

Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Pamekasan itu menambahkan, kotoran sapi yang diternak pesantren, nantinya akan dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik.

Melalui cara itu, tidak akan ada lagi kotoran sapi yang akan terbuang.

Semuanya, akan diolah menjadi pupuk kandang.

"Itulah yang dinamakan pertanian terintegratif. Kami juga menginisiasi penanaman porang, jagung dan rumput gajah," tutur dia.

"Pupuknya dari kotoran sapi. Limbah pertanian tersebut bisa untuk pakan sapi," urainya.

Baca juga: Pemuda di Ponorogo Ngabuburit Sambil Balap Liar, Aksinya Dibubarkan Polisi, Sedang Motornya Disita

Kiai yang akrab disapa Ilzam ini juga menjelaskan, manfaat dari pertanian integratif tersebut, tidak hanya memenuhi kebutuhan makan harian santri.

Tidak juga hanya berkaitan dengan investasi para wali santri.

Melainkan, pertanian integratif juga menjadikan tanah tidak bergantung pada pupuk kimia.

Melalui pemanfaatan pupuk kandang, tanah menjadi subur dan sehat kembali.

"Kita tentu mengakui betapa pupuk kimia membuat tanah rusak, petani juga punya ketergantungan tinggi terhadap pupuk kimia tersebut," bebernya.

"Biaya pertanian menjadi membengkak. Pertanian terintegratif membuat petani mandiri, tidak merugi; biaya pertanian mereka juga bisa hemat berlipat-lipat. Pesantren Al-Fatih bertekad memberikan teladan kemandirian dan cinta lingkungan hidup lewat pertanian terintegratif," paparnya.

Langkah-langkah yang ditempuh Kiai Ilzam tersebut, rupanya tidak hanya dilakukan antara Pesantren Al-Fatih dengan para wali santri.

Namun, Kiai Ilzam berikhtiar, pertanian terintegratif yang sudah pihaknya gagas ini juga menjadi tradisi aktif dalam kehidupan warga Nahdliyin.

Karena itulah Kiai Ilzam semangat mengabdi di LPPNU PCNU Pamekasan sebagai ketua.

Pada Minggu (18/4/2021) lalu, bertempat di Pesantren Al-Fatih, terbentuklah kepengurusan inti LPPNU PCNU Pamekasan.

Pembentukan kepengurusan tersebut dihadiri Pembina LPPNU Habib Amin dan Penasehat LPPNU Kiai Asir yang sekaligus Rektor Universitas Islam Madura.

Setelah Kiai Ilzam memberikan penjelasan, para pengurus sepakat dan semangat untuk membumikan pertanian terintegratif.

"Pertanian terintegratif ini, gampangnya ialah antara peternakan dengan pertanian dikolaborasikan," katanya.

"Kotoran hewan yang kita pelihara, dimanfaatkan buat pupuk tanaman. Tanaman yang tumbuh subur, daunnya untuk pakan sapi," jelasnya.

Usai pembentukan kepengurusan inti LPPNU PCNU Pamekasan, Habib Amin mengajak hadirin untuk bersyukur.

Sebab, diberi kesempatan oleh Allah guna diakui sebagai santrinya pendiri NU, Mbah Hasyim Asy'ari.

"Alhamdulillah kita jadi pengurus NU. Insya Allah secara otomatis diakui sebagai santrinya Mbah Hasyim. Setiap santri beliau, oleh Mbah Hasyim didoakan meninggal dalam keadaan husnul khotimah beserta anak-cucunya," tegas Habib Amin.

Sementara itu, Kiai Asir mendorong agar Pengurus LPPNU saat ini bergerak aktif menyeriusi keberadaan kelompok tani (poktan) dari kalangam nahdliyin. Mereka menjadi tanggung jawab LPPNU.

"Pemerintah memang tidak punya klasifikasi khusus poktan NU. Tapi, setidaknya LPPNU memvalidkan data poktan mana saja yang dikelola oleh warga NU," tegas Kiai Asir.

Data base poktan nahdliyin, tegas Kiai Asir, harus dimiliki oleh LPPNU Kabupaten Pamekasan.

Harapannya, ketika LPPNU mengadakan pemberdayaan pertanian, bisa tepat sasaran.

"Dengan begitu, LPPNU ini betul-betul dirasakan manfaatnya oleh kalangan Nahdliyin di bawah. Selamat dan semangat mengabdi," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved