Berita Malang

Pengemis dan Gelandangan Menjamur di Kota Batu Jelang Lebaran, Mayoritas Berasal dari Luar Kota

Sejumlah pengemis mulai datang ke Kota Batu menjelang Lebaran 2021. Mayoritas berasal dari luar kota.

Penulis: Benni Indo | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/BENNI INDO
Hafid bersama istri dan anaknya yang berusia dua tahun mengemis di perempatan BCA, Kota Batu, Senin (3/5/2021). 

TRIBUNMADURA.COM, BATU – Sejumlah ruas jalan di Kota Batu mulai didatangi pengemis menjelang Lebaran 2021.

Pantauan Surya ( grup TribunMadura.com ) di beberapa lokasi, pengemis tersebar di beberapa titik Kota Batu.

Para pengemis itu banyak beraktivitas di perempatan jalan-jalan besar Kota Batu, seperti perempatan BCA, perempatan Lippo Plaza Batu, termasuk perempatan patung Jenderal Sudirman.

Di perempatan BCA, ada satu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anaknya yang masih berusia dua tahun.

Sang suami bernama Hafid asal Kabupaten Situbondo.

Ia mengajak istrinya yang sedang sakit.

Baca juga: Hidup Miskin dan Derita Penyakit, Pengemis di Kota Malang Akhiri Hidup, Gantung Diri Tanpa Busana

Istrinya, yang tidak mau menyebutkan nama, duduk bersila dengan telapak kaki diperban pada bagian kanan.

Keluarga itu sudah dua bulan berada di Kota Batu.

Ia berencana pulang ke Kabupaten Situbondo sepekan setelah Lebaran 2021.

“Setelah Lebaran ketupat pulang ke Situbondo,” kata Hafid, Senin (3/5/2021).

Hafid mengaku sengaja meninggalkan kampung halamannya dengan alasan susah mencari pekerjaan di sana.

Ia pun datang ke Kota Batu dan mengaku menyewa tempat tinggal dengan tarif Rp 600 ribu per bulan.

“Saya tidak punya keluarga di sini,” katanya lagi.

Sementara itu, Kasi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial dan Advokasi Dinas Sosial Kota Batu, Hartono menjelaskan, ada 13 gepeng yang terjaring dalam razia sejak Januari lalu.

Hartono menyebut, mereka yang terjaring razia mendapat pembinaan.

"Empat bulan terakhir ini secara berkala melakukan penjaringan bersama Satpol PP," kata Hartono, Senin (3/5/2021).

"Setelah diamankan mereka langsung dikirim ke Panti Rehabilitasi Sosial milik Pemprov Jatim yang ada di Surabaya untuk menjalani pembinaan. Setelah itu, mereka dipulangkan,” sambung dia.

Diakui Hartono, para gepeng yang datang ke Kota Batu berasal dari luar daerah.

Mereka malu bila menjadi gepeng di daerahnya.

Maka dari itu, mereka memilih tempat yang jauh dari kampung halamannya.

"Data tahun 2021 ada 13 gepeng sebelumnya tahun 2020 lalu kami telah menjaring 70 gepeng. Kebanyakan dari luar kota,” imbuh dia.

Dinsos Kota Batu tengah menggodok Ranperda Penyelenggaraan Trantibum dan Perlindungan Masyarakat sehingga ada payung hukum jelas bagi pelanggar, baik penerima maupun pembeli.

"Setiap Ramadan hadirnya gepeng musiman akan lebih banyak,” pungkasnya.

Kepala Satpol PP Kota Batu, M Nur Adhim menguraikan, setiap hari petugas Satpol PP melakukan razia.

Jika menemukan ada gepeng atau pengemis, petugas langsung mengevakuasi.

“Kami lakukan patroli setiap hari. Jika ditemukan, tentu kami tindak,” kata Adhim.

Untuk razia gepeng ataupun pengemis, Satpol PP berkoordinasi dengan Dinsos Batu.

Pasalnya, pembinaan gepeng ataupun pengemis menjadi tupoksinya Dinsos. (Benni Indo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved