Berita Gresik
Banyak Remaja yang Hamil Duluan, MUI Gresik Sebut Fenomena Nikah Muda di Gresik Harus ada Pencegahan
data di Pengadilan Agama (PA) Gresik, ada sebanyak 124 calon pengantin yang mengajukan dispensasi menikah. 49 persen beralasan karena hamil duluan.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Aqwamit Torik
Reporter: Willy Abraham | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik merasa prihatin dengan banyaknya pengajuan dispensasi menikah di bawah umur.
Sebab, banyak di antara pengajuan tersebut dikarenakan hamil di luar nikah.
Hal ini diungkap saat MUI Kabupaten Gresik melakukan audiensi dengan Ketua DPRD Gresik, Abdul Qodir untuk menanggulangi hal ini.
Banyaknya anak muda di Gresik yang hamil diluar nikah terekam dalam data di Pengadilan Agama (PA) Gresik, ada sebanyak 124 calon pengantin yang mengajukan dispensasi menikah.
49 persen beralasan karena hamil duluan.
"Data yang kami terima antara bulan Januari hingga Juni 2021. Persoalan ini harus menjadi perhatian bersama khususnya pemerintah," ucap Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq, di ruang rapat DPRD Gresik, Rabu (23/6/2021).
Mansoer menjelaskan, pernikahan dini harus menjadi perhatian bersama.
Baca juga: Pernikahan di Bawah Umur di Sumenep Masih Terbilang Tinggi, Ratusan Permohonan Dispensasi Diajukan
Angka ini meningkat setiap tahunnya.
MUI sendiri sebenarnya sudah melakukan antisipasi dengan mendirikan lembaga konseling di PA Gresik.
Tujuannya dengan konseling itu, mereka menunda pernikahan agar cukup umur terlebih dahulu.
"Tapi yang terjadi banyak juga anak muda yang sudah terlanjur, dalam artian hamil duluan sebelum menikah. Ini memprihatinkan. Makanya harus ada solusi kongkrit terkait persoalan tersebut," jelasnya.
Selain membawa kasus banyak anak muda hamil sebelum nikah, MUI Gresik dalam audiensi di Gedung Dewan membawa dua isu lainnya.
Yakni, masifnya peredaran narkoba di Kabupaten Gresik dan menjamurnya kasus renternir yang keberadaanya menjerat warga miskin.
"Persoalan narkoba, sungguh sudah mewabah, salah satu indikasinya, ada sebanyak 846 penghuni rutan Kelas II B Gresik, 584 orang merupakan kasus narkoba," terangnya.