Berita Sumenep

Waspada Kemarau Basah di Madura, BPBD Jelaskan Potensi dari Fenomena Alam, Simak Prediksinya

Kepala BPBD Kabupaten Sumenep, Abd. Rahman Riadi mengatakan, kemarau basah ini katanya pergantian musim kemarau ke penghujan.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/ALI HAFIDZ SYAHBANA
Hujan di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan pada Senin (28/6/2021) siang. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com,  Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Musim kemarau di Kabupaten Sumenep kali ini relatif mendung dan sering terjadi hujan.

Bahkan biasanya saat musim kemarau suhu menjadi panas, kini relatif sejuk.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep mengatakan masyarakat Sumenep agar tetap waspada pada musim kemarau ini, pasalnya saat ini masi pada kondisi kemarau basah tahun 2021.

Kepala BPBD Kabupaten Sumenep, Abd. Rahman Riadi mengatakan, kemarau basah ini katanya pergantian musim kemarau ke penghujan.

"Ini sudah diprediksi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, dan salah satunya termasuk Sumenep," kata Abd Rahman Riadi pada Rabu (30/6/2021).

Kenapa masih kondisi kemarau basah, pidaknya menjelaskan bahwa musim kemarau basah terjadi karena adanya fenomena alam atau gelombang wusto dimana udara naik dari samudera pasifik menuju arah barat.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sumenep Hari ini 28 Juni 2021, Warga Diimbau Hati-Hati saat Aktivitas di Luar Rumah

"Hal ini yang mengakibatkan cuaca alam tidak menentu, dan biasanya bulan ini diprediksi musim kemarau, akan tetapi kenyataannya masih hujan," jelasnya.

Kondisi seperti ini katanya bisa mengakibatkan terjadinya angin kencang bisa datang kapan saja, sehingga diperlukan kehati-hatian masyarakat Sumenep terutama di pinggir tambak dan pegaraman atau di pinggir laut.

"Dikhawatirkan terjadi angin puting beliung, bajir dan semacamnya. Jangan panik tapi perlu waspada saja," harapnya.

Bahkan, fenomena tersebut katanya tidak setiap tahun terjadi. Untuk di Sumenep, katanya hanya mengalami hal yang sama pada tahun 2018 lalu dan sedangkan di tahun 2019 dan 2020 tidak ada.

"Baru diprediksi terjadi pada tahun 2021 ini dan paling lama sekitar satu bulan. Setelah itu kembali normal yakni musim kemarau," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved