Berita Malang

Cerita Petugas Pemakaman Covid-19, Makamkan Jenazah Jam 3 Pagi hingga Bahagia dalam Segala Situasi

Kisah para Petugas BPBD Kabupaten Malang dan relawan saat pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/ERWIN WICAKSONO
Pemakaman jenazah pasien Covid-19 dengan protokol penanganan jenazah corona secara ketat di Pemakaman Umum Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. 

"Peningkatan sejak 2 pekan setelah lebaran. Terbanyak dalam satu hari bisa pemakaman 7 jenazah," kata dia.

"Jenazah tersebut meninggal bisa dipastikan karena Covid-19 sudah dipastikan melalui tes medis," ujar Bagyo di makam Sekarpuro.

Bersama regu pemakaman jenazah Covid-19, Bagyo mengenang perjuangan-perjuangan yang tak akan ia lupakan selama hidup.

"Kami pernah memakamkan jenazah Covid-19 saat jam 3 subuh dini hari. Pernah juga saat hujan dengan penerangan lampu seadanya," kenangnya.

Meski menemui stigma bahkan penolakan pemakaman jenazah Covid-19 di lingkungkan masyarakat, Bagyo bersama pihak kepolisian dan TNI dengan sabar memberikan pengertian kepada masyarakat.

"Jenazah ini juga merupakan saudara kita yang membutuhkan pertolongan. Bayangkan ini saudaramu. Kami thau duka cita keluarga yang ditinggalkan," paparnya sambil menundukkan kepala.

Demi mengatasi penat dan ketegangan, Bagyo memaksa dirinya harus bahagia dalam segala situasi.

"Pokoknya bisa ngerti waktu, dibuat happy saja," ucapnya.

Ia menerangkan jika dirinya dan rekan relawan pemakaman jenazah rutin mengonsumsi vitamin dan selalu melakukan tes swab secara berkala.

"Ketika pulang ke rumah, bahkan saya tidur terpisah dengan keluarga saya," terang pria berusia 58 tahun itu.

Secara kuantitas petuga, Bagyo mengungkapkan pihaknya masih kekurangan tenaga, terutama untuk pemulasaran jenazah Covid-19. Kendati demikian, bantuan selalu saja muncul disaat genting.

"Kami bersama Satpol PP, TNI, Polri, dan juga relawan lainya,” tutur Bagyo.

Terakhir, Bagyo berpesan kepada masyarakat agar tidak jumawa dalam memaknai pandemi Covid-19. Protokol kesehatan Covid-19 adalah satu-satunya garansi pencegahan yang efektif.

"Pahami bahwa Covid-19 itu memang-memang benar-benar ada," tegas pria yang sudah menjadi bagian BPBD Kabupaten Malang sejak tahun 2011 itu. (ew)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved