Cara Mengembalikan Indra Penciuman yang Hilang Usai Terkena Covid-19, Salah Satunya Menggunakan Jahe

Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM - Bagi kebanyakan orang, kehilangan indra penciuman mulai memburuk setelah usia 60 tahun, dan sebagian besar orang tua kehilangan indra penciuman mereka hampir sepenuhnya.

Spesialis mulut dan hidung melaporkan bahwa kemampuan penciuman mencapai puncaknya antara usia 30 dan 60 tahun.

Selain itu, wanita memiliki indera penciuman yang lebih baik daripada pria.

Namun, kehilangan penciuman disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda.

Beberapa bayi dilahirkan tanpa kemampuan untuk mencium. Ini karena sistem penginderaan kimia yang belum berkembang.

Sistem penginderaan kimia tidak melepaskan molekul yang mengirim sinyal ke bagian tertentu dari otak di mana bau diidentifikasi.

Saraf penciuman adalah sistem saraf kecil yang rumit yang terletak di sepetak jaringan di bagian paling atas hidung.

Sistem saraf ini terhubung langsung ke otak. Jika bagian saraf kurang berkembang atau terluka, maka seseorang bisa kehilangan indra penciumannya.

Ketidakmampuan untuk mencium dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup. Kondisi ini dikenal sebagai anosmia.

Anosmia merupakan hilangnya sebagian atau seluruh penciuman, muncul ke permukaan sebagai gejala Covid-19. Tetapi kondisi ini memiliki banyak penyebab.

Selain karena Covid-19, kondisi anosmia atau kehilangan indra penciuman adalah karena tumor dan polip hidung, alergi, virus dan sinusitis, iritasi lingkungan seperti asap rokok dan pestisida, kondisi neurologis, cedera kepala traumatis, penuaan, radiasi, dan obat-obatan.

Ini sering memudar secara bertahap dari waktu ke waktu, tanpa pengobatan atau intervensi.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Internal Medicine edisi April 2020, disfungsi penciuman (yaitu hilangnya penciuman atau rasa) lebih umum terjadi pada kasus Covid-19 ringan dan dibutuhkan sekitar 21,6 hari untuk pulih darinya.