Berita Terpopuler

BERITA MADURA TERPOPULER HARI INI Bendera Putih di Pamekasan - Potret Kapolres Bangkalan Suapi Kakek

Berita Madura terpopuler yang dirangkum Redaksi TribunMadura.com untuk edisi Sabtu 31 Juli 2021.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM
Aksi pengusaha rental mobil di Pamekasan kibarkan bendera putih hingga Kapolres Bangkalan, AKBP Alith Alarino menyuapi pria renta yang ditemukan tergolek lemas di atas trotoar 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Inilah Berita Madura terpopuler yang dirangkum Redaksi TribunMadura.com untuk edisi Sabtu 31 Juli 2021.

Redaksi TribunMadura.com merangkum sejumlah berita menarik dari wilayah Madura, meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep dalam Berita Madura terpopuler hari ini.

Cerita pengusaha rental mobil di Pamekasan karena dampak PPKM menjadi pembuka Berita Madura terpopuler hari ini.

Sejumlah pengusaha rental mobil di Pamekasan berkonvoi keliling kota sembari mengibarkan bendera putih.

Aksi itu dilakukan pengusaha rental mobil sebagai bentuk protes karena penurunan pemasukan mereka, dampak perpanjangan PPKM.

Berita selanjutnya, proyek pemeliharaan jalan di Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep sudah mengalami kerusakan.

Padahal, proyek jalan tersebut baru selesai dikerjakan dengan pagu anggaran sekitar Rp 974 juta.

Sisi lain Kapolres Bangkalan, AKBP Alith Alarino yang kini telah terungkap menjadi penutup Berita Madura terpopuler hari ini.

Di balik ketegasannya dalam menindak kejahatan, AKBP Alith Alarino ternyata sangat peduli kepada sesama.

1. Pengusaha Mobil Rental di Pamekasan Menyerah

Sejumlah pemilik usaha mobil rental di Kabupaten Pamekasan, Madura, yang tergabung dalam Komunitas Pejuang Rupiah (KPR) melakukan aksi protes, Kamis (29/7/2021).

Aksi protes dilakukan dengan cara berkonvoi menaiki mobil rental keliling Jalan Raya Kota Pamekasan, sembari mengibarkan bendera putih.

Dalam kesempatan itu, massa KPR mengeluhkan diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat menjadi PPKM Level 4, 

Koordinator KPR Pamekasan, Khoirul Fajar menjelaskan, konvoi menaiki mobil yang dilakukan oleh sejumlah pengusaha mobil rental sembari mengibarkan bendera putih ini dimaksudkan bahwa pengusaha rental di Pamekasan menyerah akibat diperpanjangnya PPKM Darurat yang diganti menjadi PPKM Level 4.

Ia mengungkapkan, alasan pengusaha rental mobil di Kabupaten Pamekasan ini menyerah karena sangat terdampak akibat diperpanjangnya PPKM.

Apalagi, lanjut Fajar tidak ada perhatian dan kebijakan dari pemerintah terhadap pengusaha rental mobil di Pamekasan selama diterapkan kebijakan PPKM ini.

"Usaha rental mobil kami ini dari Juni 2021 sejak diberlakukan penyekatan di sisi Suramadu hingga adanya PPKM ini sangat menurun drastis yang menyewa," keluh Khoirul Fajar kepada sejumlah media.

Menurut Fajar, meski pemerintah memberlakukan perpanjangan PPKM, angsuran cicilan mobil rental tetap bayar.

Pihaknya meminta kepada pemerintah agar memberikan kebijakan dan perhatian khusus terhadap pengusaha mobil rental yang sangat terdampak akibat adanya PPKM ini.

"Kami mohon, PPKM ini jangan diperpanjang lagi, biar kami bisa lancar melanjutkan usaha," pintanya.

Fajar juga membeberkan, setiap pengusaha mobil rental di Pamekasan telah mengeluarkan modal banyak untuk membuka usaha mereka.

Namun, sejak adanya PPKM, pendapatan pengusaha mobil rental di Pamekasan menurun drastis.

Sedangkan angsuran cicilan mobil tetap diwajibkan harus membayar.

"Kami sangat bingung dengan kondisi sekarang ini, anak dan istri kami mau dikasih makan apa? Kami satu-satunya punya usaha dan penghasilan dari mobil rental ini," kata Fajar.

2. Proyek Pemeliharaan Jalan di Guluk-guluk Sumenep Sudah Rusak

Proyek pemeliharaan jalan di Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep sudah mengalami kerusakan.

Padahal, proyek jalan tersebut baru selesai dikerjakan pada pertengahan tahun anggaran 2021 dan dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, melalui Dinas PU Bina Marga dengan pagu anggaran sekitar Rp. 974 juta.

Proyek pemeliharaan jalan di Sumenep sudah ada yang rusak meski baru selesai dikerjakan.

Proyek yang belum seumur jagung itu terlihat rusak lantaran diduga tidak sesuai spesifikasi yang diminta oleh dinas terkait.

Oleh karena itu, Aktivis dari Lembaga Independen Pengawas Keuangan, Sayfiddin menyoroti pekerjaan konstruksi jalan raya Guluk-Guluk tersebut.

Menurutnya, pekerjaan hotmix di Guluk-Guluk sudah rusak dan ambruk, padahal pekerjaan itu baru beberpa hari selesai dikerjakan.

"Jelas menandakan lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Dinas PU Bina Marga Sumenep sebagai leading sektor pekerjaan ini," kata Sayfiddin pada media ini, Jumat (30/7/2021).

Apalagi kata dia, dari ketebalan diduga tidak sesuai spek yang ada. Sehingga jalan itu cepat ambruk dan rusak.

Bahkan katanya, dirinya juga meragukan uji lab hotmix untuk pemeliharaan jalan raya di Guluk-Guluk itu. Karena kalau uji lab-nya sesuai spek sudah pasti hasilnya pekerjaan itu akan bertahan lama dan tidak mudah rusak atau pecah-pecah.

"Saya juga menduga Hotmix yang digunakan untuk jalan di Guluk-Guluk itu belum di uji lab, sehingga belum seberapa sudah rusak," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga Sumenep, Eri Susanto, melalui Kabid Pemeliharaan Jalan Sufriyadi mengatakan pekerjaan itu belum selesai karena belum serah terima.

"Pekerjaan itu belum selesai karena belum serah terima," katanya.

Terkait dengan ketebalan Hotmix untuk pemeliharaan berkala jalan Guluk-Guluk – Ketawang Laok itu 6 Cm.

"Untuk ketebalan 6 Cm plus minus artinya kami akan kroscek kelapangan akan melakukan pengukuran. Jadi yang akan kami bayar sesuai yang sudah dikerjakan, kalau tebal 5 Cm ya kami bayar sesuai itu, yaa kalau rata-ratanya 5,9 ya kami bayar sesuai ketebalannya," terangnya.

Ditanya soal ambruknya jalan tersebut, pihaknya mengaku akan memanggil pemborongnya dan akan melakukan pengawasan kebawah.

"Pekerjaan itu belum selesai mas, karena pekerjaanya masih selama 6 bulan sampai bulan September 2021. Jadi kami akan kroscek ke lapangan jika ada yang rusak kami akan panggil lagi pemborongnya," pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan penelusuran media ini, di website resmi LPSE Sumenep tender pekerjaan pemeliharaan berjalan jalan Guluk-Guluk – Ketawang Laok itu dimenangkan oleh CV. Sinar Anugrah yang beralamat di jalan Kemuning W6 Kolor Sumenep dengan pagu anggaran Rp. 974 sedangkan harga terkoreksinya sekitar Rp. 952 juta.

3. Aksi Kapolres Bangkalan Menyuapi Pria Renta

Ajudan Bripda Wahyu Hidayatullah serta driver atau sopir Bripda Fanny Fajar dibuat kaget dengan perintah Kapolres Bangkalan, AKBP Alith Alarino agar menghentikan laju mobil dinas Suzuki Grand Vitara tepat di Jalan Soekarno-Hatta, Jumat (30/7/2021).

Rasa empati Alith sebagai respons atas kondisi orang lain mengurungkan niatnya memasuki gerbang Mapolres Bangkalan.

Di bawah terik panas matahari, Alith yang duduk di jok tengah sisi kiri bergegas turun dan menghampiri seorang pria yang tengah tergolek lemas di atas trotoar, di depan Taman Makam Pahlawan.

Namun beberapa detik sebelumnya, ajudan Bripda Wahyu turun terlebih dahulu untuk memastikan situasi dan kondisi di jalan itu benar-benar aman bagi komandannya.

“Mobil sudah putar balik dan mengarah ke Mako (Markas Komando Polres Bangkalan). Namun Bapak tiba-tiba perintahkan laju mobil tetap lurus dan kembali memutar lagi menuju sisi barat jalan, tidak jadi masuk mako,” ungkap Bripda Wahyu kepada Surya.

Perintah agar laju mobil tidak masuk mako dan kembali putar balik ke tepi jalan Soekarno-Hatta sisi barat dikarenakan Alith ingin memastikan pria renta yang tengah tergolek lemas di atas trotoar.

“Coba, coba kita lurus dan putar balik. Kita lihat itu apa pingsan atau bagaimana, jangan-jangan meninggal,” jelas Wahyu menirukan perintah komandannya.

Alith terhitung baru sekitar satu bulan menjabat Kapolres Bangkalan. Perwira menengah asal Kota Surabaya itu baru saja melakukan kunjungan, silaturahmi, sekaligus memberikan arahan dari Kapolri dan Kapolda Jatim kepada anggota di Polsek Kamal.

“Saya khawatir terjadi sesuatu karena pria itu tergeletak di atas trotoar,” ungkap Alith ketika dihubungi Surya.

Sambil duduk di tepi trotoar, Alith meminta pria renta itu untuk bangun dan duduk. Di dekat pria itu nampak sekotak makanan yang masih utuh, belum dimakan. Tanpa canggung, Alith menyuapi nasi dan minuman.

“Ternyata bapak itu tidak bisa makan, tidak berdaya karena tubuhnya lemas. Akhirnya saya suapin nasi. Itu tanpa setting, ijin Mas itu tanpa setting,” tutur Alith mantan Kasatreskrim Polres Lamongan itu.

Awalnya, lanjut Alith, sempat terbesit ingin menghubungi pihak Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan. Menurutnya, pria dengan kondisi itu dipelihara negara melalui panti jompo atau pihak terkait menghubungi pihak keluarga.

“Spontan saja, empati muncul. Saya merasakan kondisi bapak itu sendirian tetapi kok tidak ada yang menolong,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved