Berita Malang

Manajemen Eco Green Park Kota Batu Berharap Ada Fleksibilitas Aturan Batasan Usia Pengunjung Wisata

Regulasi larangan masuk tempat wisata bagi anak di bawah usia 12 tahun dikeluhkan pelaku wisata di Kota Batu.

Penulis: Benni Indo | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/BENNI INDO
Satwa koleksi Eco Green Park, Jatim Park 2, Kota Batu, Kamis (16/9/2021). 

TRIBUNMADURA.COM, BATU - Manajemen Eco Green Park yang berada di lingkungan Jatim Park 2 berharap ada fleksibilitas dari peraturan usia pengunjung wisata.

Sebelumnya, Pemkot Batu mengeluarkan regulasi larangan masuk tempat wisata bagi anak di bawah usia 12 tahun.

Operational Manager Eco Green Park, Deny Rina Sari mengatakan, larangan masuk tempat wisata bagi anak di bawah usia 12 tahun akan berdampak pada wisata edukasi.

“Kalau untuk pengunjung, kami uji coba pembukaan sangat memprihatinkan," kata Rina.

"Jadi begini, ada pembatasan dari usia 12 tahun ke bawah tidak diperbolehkan ke tempat wisata, itu sangat terasa sekali," sambung dia.

"Tempat kami ini selalu family, jadi kalau anak-anaknya tidak bisa masuk, maka mereka balik kanan semuanya,” lanjutnya.

Saat ini, kondisi satwa di Eco Green Park dalam kondisi baik dan sehat.

Rina mengatakan, kebutuhan pakan dan vitamin lebih dari 1200 satwa di Eco Green Park dipenuhi seperti biasa.

Hal itu dilakukan karena para satwa tersebut adalah aset berharga.

Manajemen tidak ingin ada satwa yang sakit atau bahkan mati.

Oleh sebab itu, kebutuhan pangan harus tetap ideal, meskipun kondisinya masih dalam situasi pandemi.

“Kondisi satwa sehat, kami berusaha agar satwa tetap sehat, untuk pakan juga tetap dalam kondisi seperti normal," tutur dia.

"Tidak ada yang kami kurangi. Aktivitas satwa juga normal kondisinya. Kalau sampai sakit atau mati maka koleksi kami akan berkurang dan itu tidak kami harapkan,” ujar Rina.

Pemberian vitamin dan suplemen secara teratur diberikan oleh dokter hewan.

Memang, kata dia, ada satwa yang sakit, namun jumlahnya tidak banyak.

Rina mengatakan hal itu wajar. Satwa sakit karena kondisi cuaca.

Di Eco Green Park ada lebih dari 60 spesies satwa yang sebagian besar adalah kelas aves atau burung.

Biaya kebutuhan pakan bagi para satwa ini mencapai hingga Rp 100 juta per bulan.

Sedangkan kondisi kunjungan wisatawan menurut Rina sangat memprihatinkan saat ini.

“Kalau bisa sih seimbang, pakan satwanya dari pengunjung. Barangkali bisa dibantu, fleksibilitas dari peraturan itu agar kami bisa eksis," katanya.

"Kalau donasi pakan sudah ada kerjasama tapi yang paling besar adalah kunjungan," lanjut dia.

"Mungkin ada kebijakan, yang kami harapkan adalah kebijakan. Memang kebutuhan kami untuk operasional juga besar,” ujarnya.

Sejak masa uji coba pembukaan, jumlah pengunjung yang datang antara 50 hingga 100 orang.

Banyak pengunjung yang tidak jadi masuk karena ada aturan pembatasan usia.

Pihak manajemen tetap memberlakukan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

“Kalau normalnya, biasanya jumlah pengunjung antara 1000 hingga 1500 orang,” terangnya.

Regulasi larangan bagi anak di bawah usia 12 tahun ini juga dikeluhkan oleh manajemen PT Selecta.

Sejatinya, Taman Rekreasi Selecta bisa mengikuti uji coba pembukaan bagi wisatawan.

Selecta tetap menutup diri dengan alasan tidak ingin mengecewakan pengunjung.

Dirut PT Selecta, Sujud Hariadi mengatakan, ia tidak ingin mengecewakan para pengunjung yang sudah jauh-jauh datang, namun kemudian tidak boleh masuk.

Ia khawatir akan timbul kekecewaan sehingga berdampak terhadap Selecta di kemudian hari.

“Kami tidak menginginkan itu dan kami putuskan tidak membuka dalam masa uji coba,” kata dia.

Pembatasan usia yang masuk ke tempat wisata cukup berat, apalagi terdapat wahana mainan air yang begitu digemari oleh anak-anak di Selecta.

Menurut pria yang juga Ketua PHRI Kota Batu itu, air kolam renang telah diolah sedemikian rupa sehingga bisa membunuh bakteri ataupun kuman.

“Sampai saat ini, saya kira belum pernah ada terjadi klaster wisata, apalagi wahana kami luar ruangan,” terangnya.

Sementara itu, upaya untuk mengkonfirmasi Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief as Siddiq belum mendapatkan respon.

Arief belum bisa dimintai keterangan mengenai kebijakan terbaru terhadap kondisi pariwisata di Kota Batu. (Benni Indo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved