Berita Batu
Daerah Sekitar Alun-Alun Batu Mulai Ramai Meski Masih PPKM Level 3, Ternyata ada Syaratnya
Pantauan TribunMadura.com di lokasi, Alun-alun Batu mulai didatangi orang, terutama di akhir pekan menjelang malam.
Penulis: Benni Indo | Editor: Aqwamit Torik
"Sebetulnya saya ingin sekali membuka Alun-alun batu, tapi karena kami di level 3 sesuai Inmendagri, sehingga tidak diperbolehkan. Kalau lihat eksistingnya, sebaiknya dibuka agar warga tidak mengumpul di pinggir jalan. Tapi sesuai regulasi masih belum bisa dibuka, kami akan koordinasi dengan provinsi dan pusat," ujarnya.
Dikatakan Dewanti, capaian vaksinasi dosis pertama di Kota Batu telah mencapai 60 persen.
Sedangkan dosis kedua 30 persen.
Dalam waktu dekat, Kota Batu akan menerima vaksi PFizer
"Saat ini, kami butuh 50 ribu orang lagi untuk mencapain100 persen penduduk di atas 12 tahun yang sudah menerima vaksin. Sekarang 60 persen dosis pertama dan 30 persen dosis kedua 30. Sampai September ini direncanakan bisa 100 persen sedangkan yang dosis kedua 50 persen," kata Dewanti.
Anggota Komisi XI, DPR RI, M Sarmuji juga turut mengomentari kepatuhan warga Kota Batu menerapkan protokol kesehatan.
Menurutnya, capaian vaksinasi memang harus diiringi dengan penerapan protokol kesehatan.
"Masyarakat Batu kalau saya lihat selalu menggunakan masker. Pengalaman saya berkunjung ke beberapa tempat di Jawa Timur, kadang hanya rombongan saya saja yang menggunakan masker," kata Sarmuji dalam kunjungannya ke Kota Batu melihat proses vaksinasi yang diselenggarakan DPD Partai Golkar Batu.
Katanya, proses vaksinasi dapat menunjang perekonomian daerah.
Komisi XI DPR RI bersama Kemenkeu telah menargetkan pertumbuhan hingga 5.5 persen pada 2022.
Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi di daerag juga harus digenjot.
"Sebenarnya kita bisa memicu pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sektor yang menjadi daya ungkit. Sektor wisata penting karena selama ini mandek karena pandemi. Kalau sektor wisata dibuka, ledakannya luar biasa," ungkapnya.
Sarmuji juga menyarankan agar geliat pariwisata di tingkat desa dihidupkan.
Pasalnya, yang berkunjung ke wisata desa merupakan warga lokal.
Dengan begitu, mudah untuk dideteksinatau dikontrol. (Benni Indo)