Berita Surabaya
Mayoritas SD di Surabaya Mulai Lakukan PTM Pekan Ini, Belum Ditemukan Klaster
Jumlah sekolah yang mengikuti PTM di masing-masing jenjang pun cukup besar. Rinciannya, sebanyak 112 sekolah merupakan jenjang Sekolah Dasar
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas di Surabaya telah berjalan lebih dari dua pekan. Khusus untuk SD, PTM mulai dilakukan pekan ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menjelaskan PTM untuk jenjang SMP telah dimulai sejak 6 September 2021. Sedangkan untuk PTM jenjang SD berlangsung sejak awal pekan ini, Senin (20/9/2021).
Jumlah sekolah yang mengikuti PTM di masing-masing jenjang pun cukup besar. Rinciannya, sebanyak 112 sekolah merupakan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan 101 merupakan SMP.
Jumlah ini terus bertambah dan dinamis seiring selesainya asesmen. "Masih ada sekitar 161 sekolah yang mengikuti asesmen,” kata Supomo di Surabaya, Kamis (23/9/2021).
Mereka yang menggelar PTM terbatas merupakan sekolah yang telah memenuhi sejumlah persyaratan. Di antaranya, lolos asesmen dan sudah menggelar simulasi.
Baca juga: Dinas Pendidikan Jatim Pastikan Tak Ada Klaster Covid-19 dari PTM Jenjang SMA/SMK
Pada simulasi di sejumlah SD yang berlangsung sejak awal bulan ini misalnya, masing-masing sekolah hanya diperbolehkan membuka dua kelas. Masing-masing sekolah juga wajib melaporkan ke satgas terkait perkembangan simulasi.
Soal asesmen, juga ada sejumlah penilaian yang wajib dilengkapi masing-masing sekolah. Misalnya, tersedianya fasilitas penunjang prokes dan satgas yang merupakan gabungan guru dan siswa.
Prinsipnya, Dispendik tidak berburu-buru membuka PTM sebelum lolos asesmen. Sebab, dia tidak ingin PTM itu menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya.
Sekalipun telah memulai PTM di sekolah, pengawasan dan monitoring terus di lakukan. Evaluasi juga dilaksanakan secara harian.
Supomo bersyukur, hasil evaluasi selama pelaksanaan PTM di dua pekan awal, tidak ditemukan hambatan apapun. Ia memastikan pihak sekolah mampu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Sekalipun, kadang masih ada siswa yang maskernya melorot. Terkadang siswa itu lupa, sehingga kami ingatkan,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi hal ini, tim satgas mandiri sekolah beserta Kepala Sekolah untuk selalu melakukan pemantauan. Bukan hanya kepada warga sekolah, namun juga kepada siapapun yang masuk di sekolah.
Apabila ada gejala kurang enak badan, guru maupun siswa tidak boleh beraktivitas di sekolah. "Kalau dia guru bisa mengajar online dari rumah, dan kalau siswa kita minta untuk mengikuti pembelajaran secara daring,” kata dia.
Dispendik Surabaya juga melibatkan para pakar untuk evaluasi hasil PTM. "Biasanya kita rapat bersama pakar seminggu sekali untuk mengevaluasi PTM ini," katanya.
"Selain itu, para pakar juga datang ke sekolah-sekolah untuk memantau langsung. Sehingga, bisa mengikuti perkembangan PTM itu dan bisa lebih tepat dalam mengevaluasi,” kata dia.