Berita Surabaya

Strategi Bisnis UMKM Rajungan Bu Riza Bertahan saat Pandemi, Tetap Eksis di Kalangan Pecinta Sambal

UMKM Rajungan Bu Riza sukses bertahan saat pandemi Covid-19 ketika usaha-usaha lainnya terpaksa gulung tikar.

Penulis: Bobby Koloway | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/BOBBY KOLOWAY
Aneka sambal dari UMKM ”Rajungan Bu Riza” asal Surabaya 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Hampir setiap bidang perekonomian terdampak pandemi Covid-19.

Namun, UMKM ”Rajungan Bu Riza” asal Surabaya ini tetap eksis saat usaha-usaha lainnya terpaksa gulung tikar.

Pemilik Rajungan Bu Riza, Evie Noor Izza (48) mengungkapkan, memiliki strategi menarik untuk mempertahankan usahanya pada masa pandemi.

Evie Noor Izza membangun usaha Rajungan Bu Riza pada awal 2019.

Perempuan yang akrab disapa Riza ini menyebut, usahanya baik-baik saja pada awalnya.

"Saya memiliki sejumlah produk kemasan sambal,” kata Riza memamerkan sejumlah olahan makanannya saat Surya.co.id ( grup TribunMadura.com ).

Ia memproduksi beberapa sambal, seperti Sambal Stroom Rajungan, Sambal Stroom Cumi, Sambal Stroom Bawang, hingga Sambal Kering Rajungan.

"Sambal rajungan dan cumi selama ini menjadi yang favorit bagi pelanggan,” kata Riza sambil mengangkat dua kemasan produknya.

Semua diolah sendiri oleh Riza bersama karyawannya di sebuah workshop yang berada di Jambangan, Surabaya, tak jauh dari kediamannya. Bahan baku rajungan ia dapatkan langsung dari nelayan di Lamongan.

Memilih bahan baku rajungan ternyata membawa berkat baginya. Selain lezat, juga belum banyak UMKM yang menggunakan rajungan sebagai bahan baku.

Tak khayal, produknya lantas dicari sejumlah toko mulai dari Surabaya, Sidoarjo hingga Malang. Juga sejumlah toko lain.

Tak sekadar di toko offline, ia lantas menjual produknya melalui E-Commerce. Tokopedia dan Go-Food yang ia pilih. "Cukup banyak langganan saya di Tokopedia yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sekali produksi bisa sampai 200 kemasan," katanya.

Usai sukses mengawali bisnisnya, Risa akhirnya mendapatkan ujian di bulan kesembilan pasca launching. Saat itu, pandemi menghantam Indonesia.

Berdasarkan ceritanya, banyak toko offline yang selama ini menjadi langganannya tutup karena melaksanakan PPKM. "Produksi kami turun 70 persen," katanya.

Beruntung, pelanggan dari luar kota banyak yang masih mencari produknya. "Saya sangat terbantu dengan Tokopedia. Praktis, saya jualan hanya dari online selama pandemi," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved