Otomotif

Memasuki Musim Hujan Pengendara Mobil maupun Motor Mulai Kurangi Kecepatan, Bisa Terkena Aquaplaning

Aquaplaning merupakan kondisi ban kendaraan yang kehilangan traksi di permukaan jalan tergenang air

Editor: Samsul Arifin
ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM
Ilustrasi - Saat petugas PJR Ditlantas Polda Jatim melakukan evakuasi terhadap Mobil Mitsubishi Pajero bernopol B-1557-SJ yang tergelincir hingga menghantam pembatas jalan Tol Caruban-Kertosono, KM 614/A, Minggu (26/9/2021). 

TRIBUNMADURA.COM - Baik pengendara R2 maupun R4 di musim penghujan saat ini diimbau untuk selalu waspada.

Terutama saat melewati genangan air, ditakutkan akan terkena aquaplaning.

Aquaplaning merupakan kondisi ban kendaraan yang kehilangan traksi di permukaan jalan tergenang air.

Sehingga kendaraan yang mengalami aquaplaning, terasa mengambang hingga mengakibatkan tergelincir dan kecelakaan.

Training Director dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengungkapkan aquaplaning bisa terjadi oleh berbagai faktor.

"Aquaplaning akibat hilangnya grip atau cengkeraman ban terhadap permukaan jalan di saat hujan dan terkena genangan air," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com.

Menurutnya, salah satu penyebab aquaplaning yaitu karena kondisi ban yang sudah kurang baik hingga penggunaan jenis ban yang tidak sesuai peruntukan.

Baca juga: Aspal Basah Akibat Hujan Lebat, Mitsubishi Pajero Tergelincir Hantam Pembatas Jalan di Tol Caruban

"Aquaplaning bisa makin parah jika kondisi ban botak, kurang angin, dan penggunaan ban MT (Mud Terrain) untuk off-road di aspal," ungkap Sony.

"Ban yang mampu menyibak genangan air itu jenis HT (Highway Terrain) yang memang diperuntukan di aspal, itupun dengan kecepatan tertentu," lanjutnya.

Ia mengungkapkan, aquaplaning memiliki kemungkinan yang kecil untuk membuat mobil terbalik di medan jalan yang terbilang rata.

"Namun jika jalannya bergelombang (bumpy) atau permukaan lapisan jalannya berbeda-beda, mungkin saja. Itupun biasanya di mobil yang punya ground clearance tinggi," jelas Sony.

Jadi demi mencegah aquaplaning, Sony menyarankan agar pengemudi mengurangi kecepatan kendaraannya.

"Normalnya kecepatan dikurangi 10 sampai 20 kilometer per jam ketimbang di kondisi jalan kering," sebutnya.

"Selain itu ban yang dipakai enggak boleh botak, enggak boleh kurang angin, dan harus sesuai peruntukan. Lalu kecepatan juga perlu disesuaikan, selanjutnya pengendara harus mengolah kemudi dengan cara yang yang halus, tidak agresif atau kasar," sambung Sony.

Ia menambahkan, aquaplaning terjadi begitu cepat sehingga membuat pengendara kurang waspada saat melaju di cuaca hujan.

"Sebenarnya saat hujan kendaraan sering terkena aquaplaning, hanya saja pengemudi tidak sensitif sehingga cuek dan panik saat ban selip hingga kendaraannya melintir," terang Sony.

Dengan begitu, lebih hati-hati lagi ya sob saat mengendarai kendaraan di musim hujan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jangan Ngebut di Jalanan yang Tergenang Air, Waspadai Risiko Aquaplaning

Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved