Ada Bahaya di Balik Konsumsi Antibiotik Sembarangan, Dokter Ungkap Sisi Lain Hingga Efek Buruk

Masyarakat bahkan sering menggunakan obat antibiotik di saat merasakan gangguan kesehatan, ternyata ada bahaya tersendiri yang ditemui

Editor: Aqwamit Torik
Shutterstock
Ilustrasi obat antibiotik 

TRIBUNMADURA.COM - Obat antibiotik sangat mudah ditemui di apotek.

Tanpa resep dokter, masyarakat sudah bisa mendapatkan antibiotik.

Masyarakat bahkan sering menggunakan obat antibiotik di saat merasakan gangguan kesehatan mulai dari demam hingga flu.

Namun ternyata ada bahaya tersendiri yang ditemui dari penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Guru Besar FKKMK Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Tri Wibawa, PhD, SpMK(K)., mengatakan antibiotik selama ini dapat diperoleh secara mudah tanpa harus menunjukkan resep dokter.

Sedangkan mindset mayoritas masyarakat menilai pengobatan mandiri dengan hanya sekadar membeli obat di apotek atau toko obat 'tanpa resep dokter' cenderung lebih mudah dan hemat biaya.

Baca juga: Misteri Kecelakaan Maut Vanessa Angel dan Bibi, Terungkap Posisi Tubagus Joddy saat Berangkat

Hal ini yang berdampak pada semakin berkembangnya Resistensi Antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR) di Indonesia.

AMR merujuk pada kondisi saat bakteri, virus, jamur maupun parasit mengalami perubahan, sehingga tidak merespons obat-obatan.

Saat terjadi AMR, infeksi yang ada dalam tubuh pasien akan semakin sulit untuk diobati, kondisi ini yang akhirnya dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit bahkan kematian.

AMR pun kini menjadi salah satu dari 10 ancaman kesehatan global yang paling berbahaya di dunia.

"Di Indonesia, antibiotik dipercaya sebagai obat yang manjur untuk segala jenis penyakit, mulai dari demam sampai nyeri sendi. Antibiotik dapat dibeli di apotek, toko obat, dan bahkan warung yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Prof. Tri, dalam webinar bertajuk '#TUNTASBERITUNTASPAKAI: Kebijakan Peresepan dan Praktik Penjualan dan Konsumsi Antibiotik di Indonesia', Jumat (5/11/2021).

Ia kemudian menjelaskan bahwa hingga saat ini, masyarakat seringkali membeli obat di tempat yang cenderung mudah diakses, sebagai bentuk pertolongan pertama pada penyakit ringan.

Baca juga: Kondisi Vanessa Angel Pertama Kali Ditemukan usai Kecelakaan, Tubuh Bibi Andriansyah Terjepit Mobil

Hal itu karena letaknya yang strategis, terpercaya, dan dapat diperoleh pada kondisi mendesak seperti saat malam hari, serta memberikan akses yang mudah pada obat-obatan esensial seperti antibiotik.

"Obat-obat ini seringkali dijual tanpa resep, pasien menganggap bahwa pengobatan mandiri dengan membeli obat di apotek atau toko obat lebih mudah dan hemat biaya," kata Prof. Tri.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved