Profil dan Biodata
Profil KH Said Aqil Siradj, Petahana Ketua Umum PBNU yang Dicalonkan Kembali di Muktamar ke-34 NU
KH Said Aqil terpilih menjadi ketua umum PBNU periode 2010-2015 saat Muktamar ke-32 mengalahkan Slamet Effendi Yusuf yang hanya memperoleh 201 suara.
TRIBUNMADURA.COM - Berikut ini profil KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU yang kini dicalonkan kembali di Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU).
Muktamar ke-34 NU di Lampung semula akan digelar pada 23-25 Desember 2021.
Namun karena ada alasan tertentu, Muktamar akhirnya dirubah menjadi 22-23 Desember 2021.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat melalui Rais Syuriah PWNU Jabar, KH Abun Bunyamin menyatakan pihaknya mendukung penuh KH Said Aqil Siradj untuk menjadi ketua umum PBNU untuk ketiga kalinya.
KH Abun Bunyamin menegaskan, PWNU Jabar mendukung penuh KH Said Aqil Siradj dan berharap pelaksanaan muktamar nanti berjalan baik, lancar, dan sukses.
Baca juga: Ini Kata Shin Tae-yong Usai Menyaksikan Laga Singapura Lawan Thailand
Alasan dukungan terhadap KH Said Aqil Siradj, karena petahana merupakan orang Jawa Barat yang secara teritorial mesti mendapat dukungan dari orang Jabar juga.
"Kalau bukan oleh kami, oleh siapa lagi? Alasan lainnya, beliau (KH Said Aqil Siradj) punya track record dan prestasi yang bagus dan berpengalaman telah menjadi ketum PBNU dua kali," katanya saat dihubungi, Selasa (21/12/2021).
Berikut Profil Said Aqil Siradj yang dihimpun Tribunnews.com dari beberapa sumber.
Profil Said Aqil Siradj
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj lahir pada 03 Juli 1953, di Desa Kempek, Palimanan, Cirebon.
Said Aqil Siradj memiliki panggilan akrab, Kang Said.
Ia merupakan putra kedua dari lima bersaudara, dari pasangan KH. Aqil Sirodj dengan Hj. Afifah binti KH. Soleh Harun pendiri Pondok Pesantren Kempek.
Mengutip dari Tribunnewswiki.com, Said mengisi jabatan ketua umum atau Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) periode 2010-2020.
Kemudian Said terpilih menjadi ketua umum PBNU periode 2010-2015 saat Muktamar ke-32 mengalahkan Slamet Effendi Yusuf yang hanya memperoleh 201 suara.
Untuk kedua kalinya, yakni periode 2015-2020, Said kembali menang atas 412 suara sehingga ia kembali menjabat sebagai ketua umum PBNU.