Sejarah
Kapal Besar Milik Majapahit ini Digunakan Berperang Hingga Kuasai Nusantara, Namun Hancur Akibat VOC
Pulau Jawa punya sejarah kapal terbesar dalam sejarah dunia, kapal itu adalah milik Kerajaan Majapahit yang berjasa dalam menguasai nusantara
Selain di Jawa, kapal jenis ini juga konon terdapat di perairan Asia Tenggara sampai ke pantai timur Afrika.
Tetapi, ada dua jenis jung yang terkenal, Jung Jawa menjadi salah satunya, sementara yang lain adalah Jung China.
Di balik perawakan Jung Jawa yang besar bak raksasa, kapal ini dibangun dengan teknik yang cukup unik.
Alih-alih menggunakan paku atau besi, kerangka Jung Jawa menggunakan pasak untuk merekatkan bagian kapal satu sama lain.
Kapal ini terdiri dari empat tiang layar dan dinding besar yang merupakan gabungan dari empat lapis kayu jati.
Jung Jawa juga menggunakan bermacam layar, mulai dari dua layar hingga empat layar besar, lengkap dengan sebuah busur besar sebagai kemudi angin.
Kapal-kapal milik Majapahit sendiri mampu menampung hingga 800 prajurit dengan panjang mencapai 50 depa atau setara 100 meter.
Untuk ukuran kecil, kapal ini memiliki panjang 33 meter dengan kapasitas 121 prajurit.
Dari waktu ke waktu, Jung Majapahit mengalami alih fungsi. Melihat kapasitasnya yang cukup besar, kapal ini akhirnya juga dijadikan sebagai kapal dagang.
Niccolo da Conti pada abad ke-15 menggambarkan kargo Jawa tersebut memiliki ukuran yang lebih besar dari kapal terbesar bangsa Portugis pada masa itu, yakni kapal Flor de La Mar.
Lalu, mengapa Jung Jawa yang pernah tersohor pada masanya itu kini tak banyak diketahui keberadaannya?
Disebut-sebut, gagalnya regenerasi kekuasaan Mataram merupakan salah satu penyebab terkikisnya peradaban kapal jung. Setelah Sultan Agung Mataram lengser, pemerintahan Mataram jatuh pada Amangkurat I.
Pada masa pemerintahannya, Amangkurat I menjalin perjanjian dagang dengan Belanda melalui VOC, di mana pihak VOC diizinkan membuka pos-pos dagang di wilayah Mataram, sedangkan pihak Mataram juga diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai VOC.
Disebut, ketika itu Amangkurat I menutup pelabuhan dan menghancurkan kapal-kapal di kota-kota pesisir, untuk mencegah pemberontakan dari pihak yang tidak setuju dengan keputusannya.