Berita Surabaya
Pihak Kampus UINSA Angkat Bicara Perihal Dugaan Pelecehan, akan Bentuk Tim Khusus Tangani Kasus
humas UINSA Surabaya mengatakan ada beberapa poin terkait meluasnya informasi dugaan tindak pelecehan oleh akun @uinsa.garis.keras
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pihak kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya angkat bicara soal peristiwa dugaan tindak pelecehan seksual yang dibongkar oleh akun instagram @uinsa.garis.keras .
Nurhayati, humas UINSA Surabaya mengatakan ada beberapa poin terkait meluasnya informasi dugaan tindak pelecehan oleh akun @uinsa.garis.keras .
Akun tersebut merepost sebuah kejadian dugaan pelecehan seksual dengan terduga pelaku MKA.
Nur, melurskan jika MKA dikabarkan merupakan mahasiswa Unjversitas Muhammadiyah Yogyakarta dan akun @uinsa.garis.keras hanya merepost dari akun @dear_umycatcallers.
"Terkait postingan uinsa.garis.lurus yang menyebut inisial MKA, itu merupakan hasil repost dari postingan akun dear_umycatcallers. Sehingga bisa disimpulkan itu bukan kasus yang ada di UINSA Surabaya. Karena akun tersebut dikelola oleh gerakan kemahasiswaan UMY," kata Nurhayati saat dikonfirmasi, Selasa (18/1/2022).
Nur juga memastikan jika UINSA telah membentuk tim khusus untuk melakukan upaya penyelidikan kebenaran informasi dugaan tindak pelecehan seksual di lingkungan kampus.
Menurutnya, sebelum dugaan kasus itu viral di medsos, pihak universitas secara kelembagaan telah memiliki mekanisme penanganan terkait pelanggaran etika mahasiswa melalui Kode etik Mahasiswa 2017 yang diperbarui pada 2019.
Baca juga: Dugaan Pelecehan Kembali Mencuat di Surabaya, Kali Ini Catut Kampus Besar Lagi di Surabaya
"Salah satu poinnya adalah mekanisme penanganan untuk setiap tindakan pelanggaran yang mungkin dilakukan. Sejalan dengan hal itu, kami juga membentuk Satgas Kode etik dalam rangka memantabkan kinerja kelembagaan kita di bidang tersebut. Sebagaimana instruksi Dirjen Pendis nomor 5494 tahun 2019. Juga Permendikbud Ristek nomor 30 tahun 2021," terangnya.
Sampai saat ini, UINSA belum menerima laporan secara resmi terkait dengan dugaan tindak pelecehan seksual tersebut.
"Tim masih berusaha melacak ada tidaknya tindakan tersebut. Sehingga, kami belum bisa memastikan apakah ada terduga atau tidak. Karena belum ada laporan resmi. Mengingat hal ini terkait dengan delik aduan, sehingga laporan resmi lah yang nantinya akan menjadi dasar penanganannya," tandasnya.
Sementara, Surya.co.id, mencoba mengonfirmasi ketua tim satgas yang dibentuk untuk menyelidiki kasus dugaan tindak pelecehan, Fadjrudin Fatwa.
Fadjrudin memastikan, kasus dugaan pelecahan seksual di lingkungan kampus itu mendapat atensi pimpinan kampus dan satgas.
"Kasus mendapat perhatian serius dari pimpinan dan satgas akan memastikan perlindungan korban, memberikan bantuan psikologis, dan mengembangkan kebijakan pro korban ," kata Fajdrudin saat dikonfirmasi.
Meski begitu, sampai hari ini, tim satgas masih menunggu adanya laporan resmi dari korban dengan pendampingan Pusat Studi Gender dan Anak UINSA Surabaya.
"Sampai saat ini kami menunggu laporan, aduan, atau informasi lanjutan dari kasus tersebutt. Tdak ada laporan pelanggaran kode etik dari dosen dan tenaga didik. Satgas memastikan pendalaman informasi dan menghimbau adanya pelaporan dari korban kepada PSGA agar bisa diselesaikan dengan mekanisme etik," tandasnya.