Berita Gresik
Minyak Goreng Harga Rp14 Ribu Langka di Toko Ritel Modern, Padahal Aman di Gudang Distributor
Minyak goreng seharga Rp 14 ribu/liter masih menjadi barang langka di Kabupaten Gresik.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Minyak goreng seharga Rp 14 ribu/liter masih menjadi barang langka di Kabupaten Gresik.
Di sejumlah toko ritel modern di Kabupaten Gresik, minyak goreng dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah tersebut tidak ada.
Padahal, ada empat produsen minyak goreng di di Kabupaten Gresik.
Ibu rumah tangga, Intan Dia (27) mengaku, sudah mendatangi toko ritel modern.
Dia bersama suami dan anaknya berkeliling mencari minyak goreng murah di toko ritel modern.
Hasilnya, keberadaan minyak goreng seharga Rp 14 ribu/liter itu tidak ada.
"Tidak ada minyak goreng yang harga Rp 14 ribu/liter. Kalau yang Rp 30 ribuan ada banyak," katanya, Jumat (25/2/2022).
Tidak ada pilihan lain, minyak goreng dengan harga Rp 32 ribu/liter itupun dipilihnya.
Di tingkat toko kelontong atau pasar, minyak goreng dijual dengan harga Rp 16 ribu sampai Rp 18 ribu per liternya.
Harga itu masih di atas angka minyak goreng murah yang ditetapkan pemerintah.
Keberadaan minyak goreng murah itu juga telah dicari oleh pemerintah.
Tidak tanggung-tanggung, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dan Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis dan Dandim 0817/Gresik Letkol Inf Taufik Ismail sudah mendatangi produsen minyak goreng. Salah satunya PT Wilmar Nabati Indonesia.
Hasilnya, tingkat produksi minyak goreng lebih dari aman. Bahkan surplus.
Yang menjadi pertanyaan, di mana penyebab langkanya minyak goreng murah itu.
Terbaru, Kapolres Gresik, AKBP Mochamad Nur Azis mendatangi gudang distributor minyak goreng di area pergudangan Jalan Mayjend Sungkono, Kecamatan Kebomas.
Di sana stok minyak goreng tersedia aman.
Ada 10 ribu minyak goreng dari kemasan plastik hingga botol siap didistribusikan menuju toko ritel modern.
"Disini stok aman tidak ada penimbunan, masyarakat tidak perlu panic buying, kami akan terus mengawal," kata Azis, kemarin.
Dikonfirmasi terpisah, PT Wilmar Nabati Indonesiam salah satu produsen minyak goreng terbesar, mengaku tidak pernah mengurangi angka produksi.
Bahkan dalam satu bulan, perusahaan itu memproduksi sebanyak 70 ribu ton minyak goreng.
Jumlah itu di atas angka kebutuhan minyak goreng sekitar 59 ribu, seperti yang disampaikan Gubernur Khofifah saat berkunjung ke Gresik.
Angka itu sudah sesuai dengan kapasitas terpasang di perusahaan atau maximum capacity.
Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) dan Humas PT Wilmar Nabati Indonesia, Hartono Subeki mengatakan, pihaknya mendistribusikan minyak goreng ke berbagai daerah di Indonesia.
"Kami tetap memasarkan produk sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," kata Hartono.
Usaha yang dilakukan pemkab Gresik menggelar pasar minyak goreng murah.
Pemkab Gresik mendapat alokasi minyak goreng murah dari Pemprov Jawa Timur sebanyak Rp 33 ribu ton lebih.
Minyak goreng murah sebanyak itu dibagi per Kecamatan. Salah satunya di Kecamatan Panceng yang mendapat alokasi sebesar 4.200 ton minyak goreng.
Minyak goreng itu dijual kepada warga di desa-desa dengan harga Rp 14 ribu per liter.
Satu orang maksimal boleh membeli sebanyak 2 liter saja.
Pembelinya telah ditentukan pemerintah, yaitu warga kurang mampu. Termasuk nelayan dan petani. (wil)