Berita Surabaya
Harapan Pengusaha Kuliner Jelang Ramadan dan Idul Fitri, Minta PPKM Bisa Dicabut, ini Sebabnya
Pandemi yang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan pengetatan selama 2 tahun terakhir menjadi pemicunya. Pengusaha mengeluh kehilangan omset
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pelaku usaha di Surabaya mendukung usulan peniadaan PPKM saat lebaran.
Mereka optimistis, masyarakat saat ini akan konsisten menerapkan protokol kesehatan.
Ini terungkap saat pertemuan para pemilik depot, umkm, dengan Golkar Surabaya.
Ketua DPD Golkar Surabaya Arif Fathoni hadir langsung dalam kesempatan ini.
Sejumlah masukan disampaikan warga.
Inggit Wijayanti misalnya. Pemilik salah satu kafe di Surabaya mengatakan, sudah 2 tahun pihaknya kehilangan omset.
Pandemi yang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan pengetatan selama 2 tahun terakhir menjadi pemicunya.
Padahal sebelumnya, tempatnya selalu ramai pesanan saat Ramadan.
Baca juga: Ini Pertimbangan Ketua DPD Golkar Jatim, Usulkan PPKM Dicabut saat Bulan Suci Ramadan Nanti
Di antaranya, untuk kegiatan buka bersama.
“Sejak PSBB dan PPKM, nyaris tidak ada omset sama sekali, padahal kami punya kewajiban untuk memberi THR karyawan, ” ujarnya.
Oleh karenanya, pihaknya pun mendukung peniadaan PPKM saat Ramadan dan lebaran. Harapannya, pemilik depot dan resto di kota Surabaya bisa bergeliat kembali.
Sehingga, akan sekaligus membantu Pemerintah memulihkan ekonomi yang tersendat. Sebab, pandemi yang tak kunjung berakhir.
“Kami tidak minta makan ke Pemerintah, tolong longgarkan kebijakan agar kami bisa mencari makan dan menafkahi banyak orang, ” pintanya.
Mendapati keluhan tersebut, Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Arif Fathoni akan menindaklanjuti. Pihaknya memahami kegelisahan pemilik resto dan depot yang ada di kota Surabaya.
Selaras dengan keinginan warga, pihaknya meminta pemerintah pusat segera mencabut kebijakan PPKM. Apalagi, Kota Surabaya juga sudah dinilai sukses menangani pandemi.
“Capaian vaksinasi di Kota Surabaya sudah luar biasa bagus, kesadaran kolektif warga dalam menerapkan prokes juga terbangun dengan baik, ,maka saatnya pelonggaran," kata Fathoni, Minggu (6/3/2022).
Keberhasilan mengatasi pandemi ini harus ditindaklanjuti dengan sejumlah pelonggaran. "Sehingga, tidak ada lagi warga Surabaya yang mengalami kesulitan ekonomi, ” paparnya.
Pada saat Ramadan, acara buka bersama bukan sekedar acara kumpul makan biasa. Ini lebih menjadi tradisi silaturahmi tahunan antar warga yang selama ini terpisah karena kesibukan.
Momen buka bersama menjadi ajang mempererat tali silaturrahim antar elemen komunitas masyarakat. "Ini acara kumpul-kumpul yang memberikan manfaat bagi banyak orang, merajut persahabatan juga memicu perputaran ekonomi," kata pria yang juga Anggota DPRD Surabaya ini
"Sudah 2 tahun kegiatan ini hilang karena pandemi. Semoga tahun ini bisa terlaksana kembali, ” jelasnya.
Tak hanya buka bersama, para pelaku UMKM juga mendapatkan banyak pesanan nasi bungkus saat Ramadan. Biasanya, ini dibagikan oleh elemen maupun komunitas masyarakat melalui kegiatan bagi-bagi takjil.
Biasanya, lokasi pembagian ada di jalan-jalan. Namun, karena dinilai memicu kerumunan, pemerintahan meniadakan kegiatan tersebut.
"Namun, saat ini Surabaya sudah mencapai kekebalan komunal. Oleh karenanya, kami berharap PPKM ditiadakan namun kita terus mengingatkan agar protokol kesehatan terus dilakukan oleh masyarakat," katanya.
Untuk diketahui, usulan pencabutan PPKM ini sebelumnya disampaikan Anggota DPR RI yang juga Ketua DPD partai Golkar Jawa Timur Sarmuji. Ia meminta agar pada Ramadan dan Lebaran tahun ini, pemerintah bisa bisa meniadakan PPKM mengingat keberhasilan pemerintah menekan kasus Covid-19 sejauh ini. (bob)