Mengenal Mendengkur atau Ngorok yang Berbahaya bagi Kesehatan, Nafas Terhenti, Ini Penjelasan Dokter

Ketika tidur, seseorang terbangun beberapa kali karena terhenti napasnya selama kurang lebih 10 detik

Editor: Samsul Arifin
freepik.com
Ilustrasi - Mengorok atau mendengkur yang perlu diwaspadai 

TRIBUNMADURA.COM - Apabila mendengkur atau mengorok merupakan hal yang normal tapi ada tipe mengorok yang berbahaya.

Dokter Klinik Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga (PLK UNAIR) Elfrida Fausthina Lani mengatakan, mendengkur bisa dikatakan normal, ketika seseorang sangat kelelahan atau menderita penyakit ringan yang apabila lelah maupun penyakitnya sembuh, kebiasaan mendengkur akan hilang juga.

“Bagaimana ngorok itu yang tidak normal? Itu adalah ketika seseorang itu mengorok tapi dia mempunyai kondisi tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam, tapi ketika bangun, rasanya masih ngantuk, tidak fresh. Ketika siang, itu masih ngantuk berat,” terang Dokter Elfrida dikutip dari laman unair.

Mendengkur yang Berbahaya

Keabnormalan itu, disebutnya gangguan apnea tidur obstruktif atau obstructive sleep apnea (OSA).

Ketika tidur, seseorang terbangun beberapa kali karena terhenti napasnya selama kurang lebih 10 detik.

"Otomatis otak akan merangsang kan untuk kita itu harus bernapas, akhirnya (terbangun dengan, red) kayak terkejut,” papar dokter Elfrida.

Dokter Elfrida menambahkan, gangguan apnea tidur obstruktif tidak hanya dialami oleh orang-orang berumur karena penyempitan saluran napas tidak memandang usia.

“Penyempitannya ini banyak sebabnya, misal seperti karena otot yang melemah ketika tidur atau ada gangguan pada sarafnya,” jelasnya.

Masyarakat dimintanya untuk tidak menganggap remeh kebiasaan mengorok. Pasalnya, bisa mempegaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat menimbulkan penyakit komplikasi.

Baca juga: Tips Mengatasi Rasa Kantuk saat Berkendara pada Mudik Lebaran 2022, Atur Pola Makan dan Tidur

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Ia menerangkan, sebagai dampak dari menurunnya asupan oksigen ke otak, komplikasi yang dapat terjadi antara lain gangguan stroke, gangguan metabolisme, dan lainnya.

Mencegah Gangguan Tidur

Untum mencegah gangguan apnea tidur obstruktif, Dokter Elfrida membagikan beberapa tips yang dapat dipraktikkan.

“Yang pertama, jaga berat badan agar tidak obesitas. Yang kedua, olahraga. Yang ketiga, hindari merokok, minum-minuman alkohol, makan-makanan juga harus dipilih juga, tidak sembarangan, tidak sering makan makanan yang hanya daging-dagingan saja, diimbangi juga dengan buah dan sayur,” pesannya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved