Sejarah

Pejabat Ikut Dibabat Jika Salah, Inilah Sosok Jenderal Hoegeng yang Terkenal Jujur, Dipuji Gus Dur

Bahkan sepak terjang Jenderal Hoegeng bikin para pejabat sampai gerah karena sikapnya yang jujur. Hingga dipuji Gus Dur

Editor: Aqwamit Torik
Youtube Mbn Files dan arsip Kompas
Jenderal Hoegeng Santoso, polisi baik yang terkenal jujur bahkan mendapat pujian dari Gus Dur 

TRIBUNMADURA.COM - Inilah sosok Jenderal Hoegeng, Kapolri yang terkenal paling jujur dan dipuji oleh Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Bahkan sepak terjang Jenderal Hoegeng bikin para pejabat sampai gerah karena sikapnya yang jujur.

Jenderal Hoegeng dikenal sebagai polisi baik tanpa membedakan status.

Baca juga: Profil Jenderal Hoegeng, Sosok Kapolri di Masa Presiden Soeharto, Disebut Gus Dur Polisi Jujur

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Siapakah Jenderal Hoegeng?

Dikutip dari salah satu artikel Majalah Intisari, nama lengkapnya adalah Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso.

Jenderal Hoegeng adalah Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) ke-5 dan dia menjabat selama tahun 1968 hingga 1971.

Sebelum menjabat sebagi Kapolri, Jenderal Hoegeng pernah menjabat sebagai Sekretaris Negara Republik Indoesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Dari semua itu, sosok Jenderal Hoegeng paling dikenal karena kejujurannya.

Selain itu, dia penuh keberanian tapi tetap sederhana.

Saat dia menjadi Kapolri, tidak ada yang namanya istilah 'hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas'.

Bagi Jenderal Hoegeng, semuanya sama di mata hukum.

Siapapun yang berbuat kejahatan, maka dia akan menerima konsekuensinya.

Karena sikapnya itulah, banyak orang yang tidak menyukai Jenderal Hoegeng.

Terutama bagi mereka yang sering melakukan tindak kejahatan.

Apalagi memang ada banyak kasus yang dipegang Jenderal Hoegeng yang berhubungan dengan orang-orang penting.

Namun ada satu kasus yang pernah Jenderal Hoegeng dan itu sangat terkenal.

Kasus yang dimaksud adalah kasus pemerkosaan seorang wanita penjual telur bernama Sumarijem. 

Siapa sangka kasus itu melibatkan banyak orang penting di Indonesia.

Kejadian itu terjadi pada 20 September 1970.

Saat itu, Sumarijem alias Sum Kuning diseret oleh sejumlah pria ke dalam mobil dengan paksa.

Kemudian Sum Kuning dibius dan diperkosa secara bergilir di daerah Klaten.

Setelah mengalami kejadian traumatis itu, Sum Kuning berani melaporkannya ke kantor polisi.

Namun anehnya, dialah yang dijadikan tersangka karena laporan palsu.

Tak hanya itu, Sum Kuning juga dikaitkan dengan Gerwani, sebuah gerakan yang berada di bawah PKI. 

Belum selesai, Sum Kuning disebut juga diintimisadi di dalam tahanan.

Kasus ini pun sampai ke telinga Jenderal Hoegeng dan dia pun ikut turun tangan.

Dalam sekejab, Jenderal Hoegeng membentuk tim khusus dan sejumlah nama terseret dalam kasus ini.

Di antara nama-nama yang terseret itu, ada nama-nama anak pejabat.

Kasus ini lantas menjadi perhatian hingga membuat Presiden Soeharto turun tangan dengan cara menyerahkan kasus ini ke tim pemeriksaan pusat Kopkamtib.

Sikap Presiden Soeharto membuat Jenderal Hoegeng tidak bisa berbuat banyak.

Kasus lainnya terkait penyelundupan mobil bernilai milyaran rupiah.

Lagi dan lagi kasus ini menyeret sejumlah nama besar di Indonesia.

Dan karena dianggap meresahkan, Jenderal Hoegeng pun diberhentikan dari jabatannya sebagai Kapolri.

Apakah Jenderal Hoegeng marah? Tidak. Justru dia ikhlas menerima semua konsekuensi itu.

“Kita tidak gentar menghadapi orang-orang gede siapa pun."

"Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Esa.'

"Jadi kalau salah tetap kita tindak,” tegas Jenderal Hoegeng.

Jenderal Hoegeng dipuji Presiden ke-3 Indonesia, Gus Dur karena dianggap sebagai polisi yang jujur.

Intisari

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved