Harga BBM Naik
Dampak Kenaikan Harga BBM, Buruh Bakal Turun ke Jalan, Singgung Subsidi Gaji Tak Tepat
Elemen buruh di Surabaya rencananya akan kembali turun menuntut pembatalan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Surabaya
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Sejumlah elemen buruh di Surabaya rencananya akan kembali turun menuntut pembatalan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Surabaya. Berlangsung Selasa (6/9/2022), mereka akan menggelar aksi di sejumlah lokasi.
"Rencananya kami akan tetap aksi di tanggal 6. Kami menuntut untuk pembatalan kenaikan BBM. Sementara, titik aksi ada di Gedung (negara) Grahadi," kata Koordinator Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Timur, Ahmad Jazuli ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (3/9/2022).
Rencananya, massa yang datang merupakan gabungan dari sejumlah elemen buruh.
"Banyak teman-teman organisasi yang sudah berencana gabung. Besok, Minggu (4/9/2022),) kami rapat," katanya.
Baca juga: Sopir Angkutan Umum Tak Tahu Harga BBM Naik, Akui Keberatan, Ungkap Harga Naik Barangnya Sulit
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Nantinya, mereka akan membawa tuntutan tunggal. Yakni, menolak kenaikan harga BBM yang disampaikan pemerintah hari ini, Sabtu (3/9/2022).
Bagi buruh, berita kenaikan BBM menjadi pukulan telak.
Mereka memprediksi, tak lama lagi akan terjadi lonjakan kenaikan harga barang lainnya.
"Sebagai rakyat kecil, buruh, kami kecewa atas sikap yang diambil pemerintah. Bukan hanya BBM yang naik, dalam waktu dekat pasti akan diikuti kebutuhan pokok," katanya.
"Ini akan semakin menjatuhkan buruh. Daya beli buruh akan semakin turun. Upah nggak naik sedangkan harga kebutuhan pokok naik," keluhnya.
Pihaknya juga pesimis terhadap program bantuan subdisi upah (BSU) yang dicanangkan pemerintah bisa tepat sasaran.
Mengingat, program pengalihan subsidi BBM tersebut hanya menjangkau pekerja yang bergabung dalam BPJS Ketenagakerjaan.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo menginstruksikan, BSU 2022 akan disalurkan kepada 16 juta pekerja yang memiliki gaji maksimal Rp3,5 juta per bulan.
Total anggaran subsidi gaji tahun ini sebesar Rp9,6 triliun.
Melalui subsidi gaji, masing-masing penerima akan mendapat bantuan sebesar Rp600.000.
"Persentase pekerja yang ikut BPJS, kecil. Nggak sampai 40 persen. Banyak buruh yang gajinya hanya Rp1,5-2 juta dan mereka nggak ikut BPJS. Sehingga nggak tepat dengan bahasa pemerintah yang menyebut subsidi upah," katanya.
"Sehingga kami tetap akan turun pada 6 September mendatang. Ada beberapa elemen buruh yang gabung," katanya.
Tak hanya dari Jatim, elemen buruh secara nasional juga disebut akan turun di hari yang sama. Presiden Partai Buruh, Said Iqbal dengan tegas menyatakan bahwa pihaknya menolak adanya kenaikan harga BBM.
Bahkan Iqbal menyebut pihaknya akan menggelar aksi demonstrasi pada Selasa (6/9/2022) pekan depan.
“Sikap KSPI dan Partai Buruh tetap menolak kenaikan harga BBM. Kami akan tetap aksi 6 September,” dilansir Wartakotalive.com, Sabtu (3/9/2022).
Sebelumnya Iqbal juga sudah mengatakan jika Partai Buruh dan beberapa elemen serikat pekerja akan menggelar unjuk rasa, jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM subsidi. Pasalnya menurut Iqbal, kenaikan harga BBM ini akan sangat memberatkan kalangan pekerja.
Terlebih dalam situasi upah pekerja yang tidak naik secara signifikan dan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. (bob)