Berita Ponorogo

Aduan Ibu ke Hotman Paris, Ini Hasil Pertemuan Polres Ponorogo dengan Pihak Gontor, Kooperatif

Polisi juga telah mengumpulkan sejumlah keterangan dari pihak pondok dalam proses penyelidikan kasus meninggalnya santri asal Palembang tersebut

Tangkapan Layar
Tangkapan Layar akun Instagram @hotmanparisofficial saat Soimah Mengadu ke Hotman Paris. Pihak Polres Ponorogo akan bentuk timsus tangani kasus tersebut 


"Padahal di surat keterangan yang saya terima putra saya itu meninggal pada pukul 06.45 WIB, ada apa! rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami," ungkapnya


Menurutnya, karena mendengar berita itu Ia bersama sang suami kaget dan tidak bisa berpikir apa- apa. Ia berharap kedatangan ananda ke Palembang meskipun hanya tinggal mayat.


Dihadapan pelayat yang memenuhi rumah saya, disampaikan kronologi bahwa anak saya terjatuh akibat kelelahan mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum)," katanya.


Apalagi, anaknya itu dipercaya sebagai Ketua Perkajum, mungkin alasan itu bisa Ia terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anaknya. 


Tetapi karena banyak laporan- laporan dari wali santri lainnya, bahwa kronologi tidak demikian.


"Untuk itu kami pihak keluarga meminta agar mayat dibuka. Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga," kata Soimah


Amarah tak terbendung kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima.


Sehingga merasa tidak sesuai, akhirnya ia menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit yang sudah siap melakukan otopsi. 


"Namun, setelah didesak pihak dari yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa anak saya meninggal akibat terjadi kekerasan. Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang nota bene nomor satu di Indonesia," ujarnya.


Setelah ada pengakuan telah terjadi tindak kekerasan di dalam pondok Ia memutuskan untuk tidak jadi melakukan otopsi agar jenazah anaknya segera bisa dikubur mengingat sudah lebih dari satu hari perjalanan.


"Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum pada saat itu didasari banyak pertimbangan. Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin ketemu sama Kyai, pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja ingin tahu kronologis hingga meninggalnya anak kami," jelasnya.


Namun, sampai Rabu 31 Agustus 2022 belum ada kabar atau balasan dari surat terbuka tersebut. Soimah tidak ingin perjuangan anaknya Albar Mahdi siswa sia-sia.


Ia juga berharap, jangan lagi ada korban-korban kekerasan bukan hanya dialami ditempat anaknya tetapi di pondok lainnya hingga menyebabkan nyawa melayang, tidak sebanding dengan harapan para orang tua dan wali santri untuk menitipkan anaknya di sebuah lembaga yang dapat mendidik ahlak para generasi berikutnya. 


Sementara itu, Hotman Paris menyarankan Soimah harus melakukan laporan BAP ke piak berwajib di Jawa Timur dimana lokasi anaknya meninggal.


"Nanti akan saya bantu, tapi ajukan dulu laporannya," kata Hotman Paris secara singkat

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved