Tragedi Kanjuruhan

Kisah Aremania Tunggu Sahabat Keluar Stadion Kanjuruhan, Pulang Hanya Bawa Motor, Tinggal Nama

Andreas mengaku tidak menyangka perjalanannya ke Malang ini adalah perjalanan terakhir bersama sahabatnya, Hendrik Gunawan

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Galih Lintartika
Andreas, saksi hidup dan selamat dari tragedi Stadion Kanjuruhan, ia pulang hanya dengan sepeda motor mendiang sahabatnya yang telah tiada dalam tragedi kanjuruhan Malang. 

TRIBUNMADURA.COM, PASURUAN - Mata Andreas masih berkaca - kaca. Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Remaja asal Desa Pucangsari ini baru saja kehilangan teman sejawatnya, Hendrik Gunawan.


Hendrik Gunawan adalah satu dari delapan remaja asal Kabupaten Pasuruan yang meregang nyawa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, Sabtu malam. Dia berangkat bersama Andreas, Sabtu siang dari rumahnya.


Andreas mengaku tidak menyangka perjalanannya ke Malang ini adalah perjalanan terakhir bersama sahabatnya, Hendrik Gunawan. Ia tidak menyangka, temannya nonton Arema ini akan memegang nyawa.


Ia mengaku berangkat siang dari Pasuruan menggunakan sepeda motor Hendrik. Sampai Stadion Kanjuruhan itu sekitar pukul 16.30 wib. Ia dan Hendrik tidak bergegas langsung masuk Stadion. Selepas magrib, ia baru masuk ke Stadion dan langsung memasang spanduk di pagar penonton.


"Saya dan Hendrik duduk di Tribun 11. Sepanjang pertandingan itu memang sudah beberapa keributan kecil di tribun 12 dan 13. Setelahnya ya tidak ada tanda - tanda , kalau di akhir pertandingan akan kejadian seperti ini," katanya, Senin (3/10/2022) siang.


Disampaikannya, selepas pluit panjang dibunyikan, Arema kalah 2 - 3 dari Persebaya, ia langsung melepas spanduk yang dipasangnya di pagar. Ia memang melihat banyak orang yang memanjat pagar dan berusaha masuk ke lapangan.


Ia mengira, apa yang dilakukan suporter itu adalah bentuk kekecewaan terhadap hasil pertandingan itu. Ia dan Hendrik bahkan tidak pernah berpikir untuk masuk ke lapangan. Yang dipikirannya, hanya melepas spanduk dan bergegas pulang.


"Tapi tiba - tiba, suporter yang turun ke lapangan berlarian mendekat pagar tribun penonton. Dari arah lapangan,  terlihat tembakan gas air mata bertentangan. Saya dan Hendrik langsung ketakutan dan mempercepat melepas spanduk," jelasnya.


Ia dan Hendrik langsung berusaha keluar dari Stadion. Di sana, ia melihat banyak suporter yang sudah pingsan di tribun penonton. Sampai akhirnya, kata dia, Hendrik Gunawan memutuskan menghentikan langkahnya untuk menolong suporter wanita yang jatuh pingsan.

Baca juga: Ibu Muda Saksikan Suami dan Balita Meregang Nyawa dalam Tragedi Kanjuruhan, Banyak Mulut Berbusa


"Masih muda, mungkin usia 16 tahun. Dia (Hendrik) memilih untuk menolongnya. Saya tawarkan untuk keluar bersama, saya disuruh keluar dulu, nanti dia menyusul sama perempuan itu. Ya akhirnya saya keluar dulu meninggalkannya," paparnya.


Andreas mengaku keluar melewati pintu keluar yang sempat tidak terbuka. Padahal, di dekat pintu keluar sudah berjubel orang yang menunggu giliran untuk keluar. "Saya harus lompat pagar untuk bisa keluar cepat," tambah dia.

Informasi lengkap dan menarik Tragedi Kanjuruhan lainnya di Googlenews TribunMadura.com


Setelah itu, ia menceritakan di luar stadion terjadi keributan. Banyak suporter yang mengajukan dan membakar truk dan mobil di sana. Ia mengaku hanya duduk dan menunggu kedatangan Hendrik Gunawan. Ia menunggu di parkiran sepeda motor.


"Saya tunggu sampai jam setengah 1, tapi tidak ada kabar sama sekali. Kunci sepeda motor dan perlengkapan lainnya, dibawa Hendrik. Akhirnya saya ketemu sama teman dari Purwosari yang kebetulan juga mencari temannya yang tak kunjung kembali," paparnya.


Ia mengaku sekira pukul 02.00 wib keliling ke Stadion lagi dan mencari Hendrik Gunawan. Bahkan, ia berkeliling dua kali. Namun ia tidak menemukan Hendrik. Ia lantas disarankan penjaga parkir datang ke rumah sakit terdekat untuk mencari keberadaan sahabatnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved