Berita Madura
Cerita Pemilik Warung Soto Khas Sumenep, Rasakan Dampak Pandemi Covid-19 dan Kini Mulai Bangkit
Kuliner khas Sumenep yang disediakan Mohammad Hartono yang ada di JL Dr. Wahidin Gg II No 341 Pajagalan Kota Sumenep Madura ini ada 4 porsi.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Pengusaha Soto khas Sumenep Mohammad Hartono mengaku bisnisnya pernah turun drastis hingga kurang lebih 50 persen dari sebelumnya 100 persen, hal itu karena terkena dampak pandemi Covid-19.
Dampak pandemi itu dirasakan sejak awal Tahun 2020 - akhir Tahun 2021, dan sejak awal Tahun 2022 hingga saat ini kata pria berkumis tipis itu sudah mulai bangkit dari pandemi Covid-19.
"Masa pandemi benar-benar kita rasakan sekali dampaknya, 50 persen lebih menurun pendapat kami," tutur Mohammad Hartono pada TribunMadura.com saat ditemui pada Senin (31/10/2022) sore.
Kuliner khas Sumenep yang disediakan Mohammad Hartono yang ada di JL Dr. Wahidin Gg II No 341 Pajagalan Kota Sumenep Madura ini ada 4 porsi.
Empat porsi yang disediakan setiap hari diantaranya, berupa soto selingkuh, soto babat, rujak cingur dan kaldu kikil.
Selain menu makanan, juga ada menu minuman berupa Es Teh/Es Teh Hangat, Es Jeruk/Hangat,
Soda Gembira, Mega Mendung, Jhosua dan Kopi.
"Setelah pandemi seperti sekarang sudah mulai berangsur pulih meski tidak seperti sebelum pandemi," katanya sambil menyukut pelastik krupuk.
Ia mengakui banyak sekali pengunjung datang membelinya, rata-rata para tamu yang datang dari luar Kota Sumenep.
"Biasanya mereka membeli soto selingkuh, dan rujak. Mereka menyukai menu itu," paparnya.
Baca juga: Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke- 753, Bupati Achmad Fauzi Baca Sambutan Menggunakan Bahasa Madura
Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura dan Berita Sumenep hanya di GoogleNews TribunMadura.com
"Sebelum pandemi biasanya habis 150 porsi, tapi saat pandemi berlangsung paling habis 50 porsi saja," tuturnya.
Setiap porsi kuliner khas Sumenep yang disediakan katanya, dijual Rp 17000 ribuan. Dan pasca pandemi saat ini terus ditingkatkan pelayanan, dan juga resep menu yang disediakan.
Usaha tersebut katanya dibuka sejak pukul 08.00 - 20.00 WIB, dan biasanya pengunjung ramai di siang hari.
"Paling ramai antara hari Sabtu - Minggu, juga di tanggal merah, itu membludak biasanya," tambahnya.
Meski pernah merasakan dampak pandemi Covid-19 saat itu katanya, Mohammad Hartono menegaskan dirinya yakin bisnisnya itu makin lancar saat ini dengan suasana pandemi berlalu.
"Harapannya makin meningkat gitu lah," senyumnya.