Inilah Skor Poligraf Terdakwa Pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Minus Banyak?

Skor poligraf uji kebohongan Ferdy Sambo hingga istrinya, Putri Candrawathi dalam persidangan telah terungkap.

Editor: Ficca Ayu
KOMPAS.com/Irfan Kamil
Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022). Skor poligraf para terdakwa pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat pun didominasi oleh angka minus. 

Aji menuturkan, tes poligraf untuk mendekteksi kejujuran keterangan seseorang memiliki akurasi 93 persen.

"Poligraf adalah aktivitas pemeriksaan dengan menggunakan alat poligraf untuk menentukan seseorang itu apakah teridentifikasi bohong atau jujur, Yang Mulia," terang Aji dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).

"Apakah poligraf ini mempunyai ketepatannya? Berapa persen?" tanya Hakim Wahyu.

"Sesuai jurnal yang dikeluarkan Asosiasi Poligraf Amerika, untuk teknik yang kita gunakan itu memiliki keakuratan di atas 93 persen," ujar Aji.

Baca juga: Misteri Buku Hitam yang Selalu Dibawa Ferdy Sambo, Pengacara Siap Membongkar, Apa Isinya?

Baca juga: Kapolri Tegaskan 3 Kapolda Tak Terlibat Skenario Ferdy Sambo, Supaya Tidak Mendai Polemik

Menurutnya, pemeriksaan ini dilakukan karena adanya permintaan penyidik di Bareskrim Polri.

Tahapan pemeriksaan poligraf, kata Aji, ada tiga.

Tahapan ini berkaitan riwayat kesehatan, riwayat sosial dan persepsi berkaitan kronologi kejadian.

Tahapan kedua menggunakan alat-alat berupa empat sensor yaitu sensor pernapasan dada, sensor pernapasan perut, sensor elektrodermal, dan sensor kardiofaskuler.

Selanjutnya, terperiksa akan diberikan pertanyaan untuk mengonfirmasi kejujuran dari keterangan yang telah disampaikan.

Tahapan ketiga yakni menganalisa grafik.

“Semakin pandai seorang pemeriksa maka nilai keakuratan pemeriksaan ini akan semakin tinggi, untuk nilai ambang bawahnya adalah 93 persen,” jelas Ahli Poligraf Polri itu.

Alat ini menggunakan mesin poligraf yang mengukur dan mencatat indikator fisiologis, seperti tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, dan konduktivitas kulit pada saat tanya jawab berlangsung.

Alat pendeteksi kebohongan ini memiliki tiga sensor utama dengan cara kerja berbeda.

Pertama sensor untuk mendeteksi perubahan tekanan darah dan detak jantung. Sensor ini ditempelkan pada bagian lengan.

Kedua, sensor skin resistance untuk melihat dan mendeteksi keringat yang ada di tangan. Sensor ini ditempel pada jari-jari tangan.

Ketiga sensor pneumograf untuk mendeteksi detak nafas di dada dan perut. Sensornya dililitkan di perut.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com

Baca berita terkait Ferdy Sambo lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved