Berita Surabaya

Sempat Dikira Polisi, 2 Pria Berpawakan Besar Bantu Maling Lolos dari Amukan Massa di Ampel

Tiba tiba ada pelaku mengunakan motor Yamaha Vega nopol AG XXXX, secara cepat menyambar handphone Fadli

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Samsul Arifin
Northern York County Regional Police nycrpd.org
Ilustrasi - Sempat dikira Polisi 2 pria bantu maling lolos dari amukan massa di wisata religi Sunan Ampel 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Aksi kejahatan di wilayah Surabaya Utara, tidak hanya pencurian sepeda motor. Namun, juga pencopetan handphone. Parahnya, tindakan kriminalitas tersebut terjadi di kawasan religi Ampel.

Korban aksi penjambretan dialami Fadli (25) warga Bulak Banteng, Surabaya. Ia yang saat itu sedang berjalan melintas di depan RPH Semampir sambil bermain handphone.

Tiba tiba ada pelaku mengunakan motor Yamaha Vega nopol AG XXXX, secara cepat menyambar handphone Fadli.

Fadli lantas meneriaki jambret itu. Warga yang melihat langsung menyergap pelaku. Nah, saat pelaku tertangkap, tiba tiba datang dua orang yang berperawakan tubuh tinggi-besar. 

Dua orang itu kemudian melerai massa. Banyak warga yang terkecoh dengan tindakan dua orang itu. Dikira dua orang tersebut polisi.

Baca juga: Momen Mencekam Mobil Terbakar di Tol Surabaya-Mojokerto, Berisikan 5 Penumpang Lolos dari Maut

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Korban lantas ke Polsek Semampir dengan membawa motor pelaku. Maksudnya untuk  melaporkan kejadian yang baru saja dialami.

Nahas, saat anggota polsek datang ke lokasi, ternyata pelaku tidak ditemukan dan juga dua orang yang mengaku sebagai anggota Polisi menghilang.

Doni Setiawan Kanit Reskrim Polsek Semampir mengatakan, aksi kriminalitas ini membuat anggota Reskrim Polsek Semampir geram.

"Jadi dengan kejadian ini kami terkecoh, akan kami buru ketiga orang tersebut karena dugaan kuat mereka adalah komplotan pelaku,” tegasnya. 

Dilanjutkan oleh Kanit Reskrim Polsek Semampir semua kejadian kriminalitas di wilayahnya akan segera diselesaikan agar tidak timbul lagi aksi kejahatan.

Karena menurutnya wisata Ampel merupakan wisata religi yang dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. 

"Bila aksi kejahatan di wilayah Ampel tidak diberantas maka yang ditakutkan adalah para Penziarah tidak akan berkunjung lagi karena ketakutan dan merasa tidak aman,” pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved