Berita Bangkalan

Petani Menjerit saat Air Sungai Jambu Bangkalan Meluap, Sawah Berubah Jadi Kolam Pancing Ikan

Keluh kesah para petani sejatinya telah lama sampai di telinga anggota Komisi B DPRD Bangkalan, H Abdul Aziz.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Area persawahan di pinggir jalur protokol, Jalan Halim Perdana Kusuma, Ring-road, Kota Bangkalan berubah menyerupai kolam pancing ikan di musim penghujan akibat pendangkalan dan penyempitan Sungai Jambu, Selasa (3/1/2023) 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Mimpi buruk selalu menghantui para petani di tiga kecamatan setiap musim penghujan tiba.

Lahan-lahan pertanian mereka di Kecamatan Socah, Kota, dan Burneh berubah menyerupai kolam pancing ikan.

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa bahkan gagal menanam padi.

Keluhan atas kondisi lahan-lahan pertanian yang tergenang air itu kerap dilontarkan para petani, bahkan lebih sering dari momen-momen turunnya hujan.

Namun hingga sejauh ini, area persawahan di kawasan terdekat dengan Kota Bangkalan masih saja menyerupai kolam pancing ikan.

Baca juga: Muspika Klampis Gotong Royong Perbaiki Atap Rumah Janda di Bangkalan yang Tertimpa Tiang Listrik

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

“Hujan turun sebentar saja, air sungai sudah meluap hingga menggenangi area sawah masyarakat petani. Termasuk sawah milik saya, langganan banjir. Susah untuk tanam padi jika kondisinya terus seperti ini,” singkat Abdus Salim, petani asal Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, Selasa (3/1/2023).

Keluh kesah para petani sejatinya telah lama sampai di telinga anggota Komisi B DPRD Bangkalan, H Abdul Aziz.

Menurutnya, genangan air di area sawah di tiga kecamatan itu disebabkan kondisi Sungai Jambu yang luasnya semakin menyempit dan kedalamannya semakin melebar.

“Sungai di situ kewenangan Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur. Kondisi itu sudah saya komunikasikan bahkan hingga mengirim proposal sebanyak dua kali di awal tahun 2021 dan pada akhir tahun 2021. Namun hingga saat ini belum ada respon,” ungkap politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.

Ia menyayangkan bantuan berupa pekerjaan pengerukan Sungai Jambu yang pernah dilakukan tidak tepat pada titik sempit dan dangkal.

Selain itu, panjang pekerjaan pengangkatan sedimentasi itu tidak hanya 50 meter. Sedangkan kebutuhannya yakni sejauh 500 meter,  sebagaimana menjadi harapan para petani.

“Saya berharap ada respon cepat dan tanggap dari Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur terkait normalisasi Sungai Jambu. Apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan, sungai tidak mampu lagi menampung debit air,” pungkas politisi asal Desa Keleyan, Kecamatan Socah itu.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved