Berita Madura

Jumlah Pasien Suspek Campak di Bangkalan Kian Bertambah, Dinas Kesehatan Kesulitan Ambil Serumnya

Tim menemukan tambahan suspek campak hingga sejumlah 26 anak di bawah usia 10 tahun. Sehingga kini total suspek campak di Bangkalan berjumlah 39 anak.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Hasil kegiatan tracing oleh Tim Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Bangkalan dalam sepekan terakhir mendapati tambahan suspek campak sejumlah 26 anak. Total kasus suspek campak anak berusia di bawah 10 tahun sejumlah 39 anak 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Dalam sepekan terakhir, Tim Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan melakukan tracing untuk mengidentifikasi pasien campak. Kegiatan penelusuran itu sebagai tindak lanjut atas temuan sejumlah 13 anak suspek campak pada tiga minggu pertama di Januari 2023.

Hasilnya, tim malah menemukan tambahan suspek campak hingga sejumlah 26 anak di bawah usia 10 tahun.

Sehingga kini total suspek campak di Bangkalan berjumlah 39 anak.

Hasil dari kegiatan tracing dalam sepekan terakhir itu disampaikan Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Bangkalan, Siska Damayanti kepada Tribun Madura, Kamis (2/2/2023).

“Ada tambahan 26 anak, sehingga total menjadi 39 anak. Tetapi masih suspek, karena virus yang menyerupai gejala seperti campak itu banyak. Namun bagi kami selaku surveillance, harus diperlakukan campak,” ungkap Siska.

Kondisi ini bertolak belakang dengan Januari 2022 silam.

Baca juga: Pemkab Pamekasan Diminta Gencarkan Imunisasi untuk Anak, Penularan Penyakit Campak Meluas

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Di mana Kabupaten Bangkalan kala itu terdata nol campak. Peningkatan kasus campak saat itu terjadi mulai Maret dan April. Total kasus campak di tahun 2022 terdata sejumlah 140 anak.

Siska menjelaskan, meski menemukan 26 kasus tambahan suspek campak namun pihaknya saat ini mengaku kesulitan untuk mengambil spesimen terhadap total 39 anak suspek campak. Spesimen tersebut akan dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Provinsi Jawa Timur.

“Kami hanya mendapatkan sekitar 5 spesimen, karena memang susah cari pasien yang mau diambil serumnya. Kalau orang desa pasti tidak mau, dikira untuk keperluan uji coba,” jelas Siska.

Sebelumnya, Dinkes Bangkalan masih menahan beberapa spesimen urine bayi suspek campak pada suhu 2-8 derajat. Hal itu dikarenakan pihak BBLK Provinsi Jawa Timur kehabisan stok reagen.

“Iya sudah kirim (ke BBLK), tetapi sekedar mengirim, belum diperiksa karena memang reagen belum ada,” pungkasnya. (edo/ahmad faisol)

 

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved