Berita Surabaya

Geger Penemuan Jenazah Telungkup di Selokan Depan Sekolah SMP, Almarhum Dikenal Taat Beribadah

Tubuh korban saat ditemukan pertama kali dalam keadaan tak bergerak dengan posisi tubuh tertelungkup

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Istimewa/TribunMadura.com
Saat petugad BPBD Kota Surabaya dan anggota Polsek Lakarsantri mengevakuasi tubuh korban MIF, untuk dibawa menggunakan mobil ambulan ke kamar mayat RSUD dr Soetomo Surabaya 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Seorang pria berinisial MIF (25) ditemukan tewas terperosok di dalam selokan seberang depan bangunan SMPN 28 Surabaya, Jalan Raya Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Kamis (30/3/2023) pagi. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun dan melihat sejumlah dokumentasi foto proses evakuasi yang dilakukan petugas. 

Tubuh korban saat ditemukan pertama kali dalam keadaan tak bergerak dengan posisi tubuh tertelungkup. 

Bagian kepala korban separuh terbenam dalam air dangkal di dalam selokan tersebut.

Sedangkan posisi kedua kakinya berada di atas, tersangkut bebatuan pada dinding parit sedalam 1,5 meter tersebut. 

Baca juga: Evakuasi Jenazah yang Ditemukan di Pantai Candrian Menggunakan Jalur Darat, Air Pasang Jadi Kendala

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Saksi mata warga setempat Jurri mengatakan, korban ternyata merupakan warga yang tinggal mengontrak bersama kedua orangtuanya di Jalan Lidah Wetan Gang 1, Surabaya, atau tak jauh dari lokasi. 

Selama ini, korban dikenal sebagai pencari kayu kering sisa yang teronggok di jalanan sekitar kawasan Kelurahan Lidah Wetan. 

Selain itu, korban juga dikenal kerap membantu ibundanya; Tri, berjualan jajanan pasar yang dititipkan di kantin sekolah ataupun. 

"Posisi kepala masuk ke dalam air. Sehari-hari dia gak kerja cuma bantu ibunya. Kadang mencari kayu kering sisa di pinggir jalan. Nanti dijual ke orang yang butuh. Ibunya jualan jajanan di kantin sekolah," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di lokasi. 

Berdasarkan keterangan dari pihak anggota keluarga korban yang didengarnya. Jurri mengatakan, korban diduga kuat terjatuh di dalam parit tersebut, akibat penyakit epilepsinya kambuh. 

Korban diketahui telah mengidap penyakit tersebut, sejak usianya menginjak 13 tahun, atau sedang menempuh pendidikan SMP. 

Bahkan sampai saat ini, lanjut Jurri, korban masih menjalani terapi mengonsumsi obat secara rutin hampir setiap hari. 

"(Dugaannya) ibunya bilang, sakit ayan. Obatnya belum habis katanya. Iya masih konsumsi obat. Sejak ayan SMP kelas 2 (sekitar 13-14 tahun)," jelasnya. 

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved