Juventus Incar Pemain PSG yang Kalah Dominasi dari Trio MNM, Jadi Pemain Muda yang Prospek Apik

Masa depan Leandro Paredes bersama Juventus tampaknya sudah berada di ujung jalan.

Setelah bersitegang dengan Massimiliano Allegri dalam sesi latihan belum lama ini, masa depan gelandang 38 tahun ini semakin jelas.

Menurut laporan Calciomercato.com, tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil pasca Leandro Paredes dan Allegri cekcok.

Ketegangan antar pemain dengan pelatih Juventus ini kabarnya sudah diklarifikasi pada sesi latihan keesokan harinya.

Mengingat laga perempat final Liga Europa digelar sebentar lagi, Leandro Paredes dan Massimiliano Allegri diminta mengesampingkan perseteruannya.

Pasalnya ketenangan akan dibutuhkan Juventus jelang laga kontra Sporting Lisbon pada Jumat (14/4/2023) mendatang.

Namun begitu, hal itu tidak mengubah sudut pandang Si Nyonya Tua tentang masa depan Leandro Paredes.

Keputusan raksasa Liga Italia Serie A untuk tidak mempermanenkan penggawa PSG itu tampaknya sudah bulat.

Seperti diketahui, Leandro Paredes didatangkan pada musim panas lalu dari PSG sebagai pemain pinjaman.

Dalam kesepakatan itu, Si Nyonya Tua memiliki kewajiban membeli sang pemain dengan biaya 22,6 juta euro serta bonus 3 juta euro dan biaya tambahan senilai 2,2 juta euro.

Akan tetapi, klausul wajib beli terhadap berkebangsaan Argentina ini sudah gugur setelah Juventus tersingkir dari Liga Champions.

Melihat performa Leandro Paredes sejauh ini, Juventus sepertinya juga enggan menebus sang pemain.

Dia tercatat baru mengemas 18 laga di Serie A dengan durasi bermain total 614' menit.

Belum lagi, gaji Leandro Paredes saat ini berkisar di angka 7,5 juta euro, pemain dengan gaji termahal nomor dua setelah Paul Pogba.

PSG sendiri sebenarnya bersedia untuk melakukan negosiasi dan memberi diskon besar-besaran agar sang gelandang bisa melanjutkan petualangannya di Liga Italia.

Laporan yang sama merangkum ada empat hal yang membuat Juventus ogah mempertahankan Leandro Paredes.

Di antaranya adalah kinerja ang tidak sesuai standar, perilaku yang tidak memadai, proyek teknis Juventus yang condong ke pemain muda, dan investasi ekonomi yang terlalu tinggi.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com