Tokoh Madura
Napak Tilas Dakwah Pangeran Katandur di Sumenep, Tokoh Ulama Berjasa Bidang Pertanian di Madura
Makam Pangeran Katandur ini berada di Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep dengan nama asli Syaikh Sayyid Ahmadul Baidhawi yang diyakini sebagai salah
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Kabupaten Sumenep, Madura hingga saat ini masih dikenal dengan wisata religi, banyak makam para ulama besar penyebar agama Islam di zamannya.
Salah satu makam ulama keramat dan berjasa dibidang pertanian, yakni makam asta katandur atau lebih dikenal Pangeran Katandur.
Makam Pangeran Katandur ini berada di Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep dengan nama asli Syaikh Sayyid Ahmadul Baidhawi yang diyakini sebagai salah satu waliyullah di Madura Timur.
Catatan sejarah menyebutkan, Pangeran Katandur merupakan salah satu leluhur ulama-umaro di Sumenep, khususnya pada abad 18 Masehi.
Baca juga: Profil Tokoh Madura Syaikhona Kholil Bangkalan, Ulama Tersohor Bergelar Pahlawan Nasional, Mahaguru
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Bahkan keturunannya banyak yang berhasil mengislamkan penduduk Masyarakat Madura, salah satu keturunan pamungkas bernama Bindara Saud (Panembahan Sumolo) yang akhirnya menjadi penguasa Sumenep sejak Tahun 1750 - 1762.
Salah satu mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep, R. Idris (alm) pada tahun 2020 pernah menuturkan bahwa Pangeran Katandur di zamannya dikenal dekat dengan warga Sumenep.
Syaih Ahmad Baidhawi salah satu tokoh yang berasal dari negeri Kudus dan dikenal sebagai tokoh yang berjasa di bidang pertanian.
Bahkan dari imbas "nandurnya" atau bertani, muncul ikon sapi dan karapannya di bumi Sumekar.
Cara berdakwahnya salah satunya "nandur" atau mengajarkan cara bertani pada Masyarakat Sumenep.
R. Idris menyebutnya, Pangeran Katandur bernama Sayyid Ahmad Baidlawi. Seorang pangeran dari Kudus. Ayahnya bernama Panembahan Pakaos, salah satu anak dari Sunan Kudus.
Pendekatan dakwah ulama satu ini memang dikenal berbeda. Yakni mengenalkan ilmu pertanian.
Salah satu pemerhati sejarah di Sumenep, Jafar Shadiq mengatakan bahwa raja-raja Sumenep dinasti terakhir, yaitu sejak 1750-1929 merupakan keturunan langsung Pangeran Katandur.
Dinasti pamungkas sekaligus terbesar sepanjang perjalanan sejarah Keraton Sumenep.
Tak hanya menurunkan umaro, keturunan Katandur dari jalur ulama juga tidak sedikit. Sebut saja Kiai Ali alias Kiai Barangbang, yang makamnya berada di Kalimo’ok, Kecamatan Kalianget Sumenep.
Pada zaman itu lanjutnya, warga setempat lebih menggantungkan pencaharian nafkah pada laut. Melaut merupakan aktivitas utama dibanding sebagai petani.
Maka, dengan munculnya Pangeran Katandur di abad 17-18 pertanian mulai berkembang di Sumenep dan bahkan sampai saat ini.
Baca juga: BREAKING NEWS: Diduga Cekcok Berujung Suami Kalap, Pasutri di Banyuwangi Tewas, Istri Terlentang
Baca juga: Ternyata Ini Arti Mimpi Menangkap Ikan Mas, Pertanda Keberuntungan? Bisa Juga Perlambang Kesedihan
Lahan tanah di Sumenep yang berkapur memang cenderung tidak subur. Sehingga lahan-lahan kosong yang dibiarkan begitu saja itu tidak dirasakan manfaatnya.
Terlebih, keterampilan dan pengetahuan di bidang pertanian tidak dimiliki masyarakat Sumenep kala itu.
Nah, hadirnya Pangeran Katandur di tengah-tengah "tandusnya" ketahanan pangan memberikan berkah yang terus terasa hingga saat ini.
Menkopolhukam Mahfud MD Ingatkan Bahaya Politik Identitas, Potensi Timbulkan Perpecahan |
![]() |
---|
Haji Her Bukan Sosok Sembarangan, Dicurhati Habib Luthfi bin Yahya hingga Beli Mobil Bekas Gus Dur |
![]() |
---|
Inilah Nama-nama Tokoh Madura dari Agamawan hingga Seniman, Tretan Muslim sampai Syaikhona Kholil |
![]() |
---|
Peran Ulama Madura Berikan Perlawanan Hadapi Penjajah Belanda di Bulan Ramadan, Keputusan Tegas |
![]() |
---|
Daftar Tokoh Madura dari Agamawan hingga Seniman, Syaikhona Kholil Bangkalan sampai Tretan Muslim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.