Berita Viral

2 Polisi Nekat Curi Mobil di Mal, Terencana sejak 1 Bulan Sebelumnya, Nasib di Kepolisian Terkuak

2 oknum polisi ditangkap usai mencuri sebuah mobil di mal. Pencurian tersebut rupaya sudah direncanakan sejak 1 bulan sebelumnya.

tribunnews.com
2 oknum polisi mencuri mobil yang tengah terparkir di mal di Lampung. Aksi ini telah direncanakan satu bulan sebelumnya. 

TRIBUNMADURA.COM - Alih-alih menangkap penjahat, dua polisi ini justru menjadi penjahatnya.

Oknum-oknum tersebut mencuri mobil yang terparkir di sebuah mal.

Tak hanya itu, aksi jahat tersebut telah direncanakan bahkan satu bulan sebelum pencurian.

Nasib mereka sebagai anggota polisi pun terkuak.

Kasus pencurian ini diketahui terjadi di Kota Bandar Lampung, Lampung pada 21 Agustus 2023 silam.

Dua polisi ditangkap setelah mencuri mobil Honda Brio yang terparkir di sebuah mal di Bandar Lampung.

Hal tersebut dibeberkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah Astutik.

Menurut penuturan Umi, dua oknum tersebut merupakan anggota Kepolisian Daerah (Polda) Lampung.

Mereka adalah Bripda FW dan Bripda CD.

Keduanya baru tertangkap satu bulan sejak pencurian, yaitu pada Kamis (12/10/2023).

Baca juga: Demi Ijazah Anak Agar Tak Ditahan, Ibu Nekat Hendak Jual Ginjal untuk Beli Laptop di Madiun

Umi mengatakan FW menjadi otak pencurian.

"Jadi oknum polisi FW ini merencanakan pencurian mobil sejak Juli. Itu hasil dari pemeriksaan terhadap oknum polisi tersebut," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (15/10/2023). 

Umi menceritakan, mobil yang dicuri FW dan CD pernah dipinjam oleh adik FW pada Juli 2023. 

Adik FW dan korban, M Rizal Tengku Triawan, berteman. 

Namun, sewaktu adiknya meminjam mobil korban, FW sempat menggandakan kunci kontak mobil Honda Brio itu. 

Ia juga memasang GPS tanpa sepengetahuan korban. 

"Dipasang GPS agar pergerakan mobil bisa diketahui," ucapnya.

Pada Agustus 2023, FW mengajak CD untuk mencuri mobil berwarna merah tersebut. 

Berdasarkan pantauan GPS, mobil terdeteksi berada di sebuah mal di Bandar Lampung.

Dalam menjalankan aksinya, kedua pelaku berbagi tugas. 

FW bertindak sebagai eksekutor, sedangkan CD mengawasi keadaan sekitar. 

Pemilik mobil sempat keheranan saat mendapati mobilnya tak ada di tempat parkir.

Rizal kemudian meminta bantuan pihak mal untuk mengecek rekaman CCTV.

Benar saja, mobil Brio merah miliknya keluar dari mal padahal kuncinya masih dibawa.

Mobil Brio merah milik korban Rizal yang terparkir di Mapolresta Bandar Lampung, Jumat (13/10/2023). Mobil tersebut sempat dipinjam oknum polisi diduplikat kuncinya kemudian dicuri saat terparkir di mal.
Mobil Brio merah milik korban Rizal yang terparkir di Mapolresta Bandar Lampung, Jumat (13/10/2023). Mobil tersebut sempat dipinjam oknum polisi diduplikat kuncinya kemudian dicuri saat terparkir di mal. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Rizal selanjutnya melaporkan kejadian ini ke Polresta Bandar Lampung.

Akibatnya korban menderita kerugian Rp150 juta.

Soal motif, pencurian tersebut diduga dilakukan untuk memenuhi gaya hidup kedua pelaku. 

"Dari mobil itu dicuri, ternyata tidak dijual karena mobil itu masih ditemukan di kontrakan salah satu pelaku," ungkapnya. 

Polisi yang curi mobil di mal Bandar Lampung terancam dipecat 

Polisi membekuk CD di kontrakannya di Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, pada Kamis (12/10/2023) dini hari. 

Sedangkan, FW diciduk sewaktu melarikan diri ke Lampung Utara. 

Menurut Umi, penangkapan kedua pelaku merupakan perintah langsung dari Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika. 

Mengenai pencurian yang dilakukan anggotanya, Helmy menegaskan tidak akan segan menindak pelaku. 

"Siapa pun yang bersalah melakukan tindak pidana serta merugikan masyarakat akan ditindak tegas," tuturnya, Jumat (13/10/2023).

Helmy menjelaskan, Bripda FW dan Bripda CD terancam dipecat dari kepolisian tanpa melalui teguran terlebih dulu. 

"Nggak perlu ada teguran. Kapolri tidak mau lagi menegur anggotanya yang melanggar aturan. Dia lebih memilih untuk langsung mencopotnya jika sudah ada laporan yang masuk," ungkapnya. 

Ia menuturkan, langkah ini dipilih demi menjaga marwah dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.

Baca juga: Kylian Mbappe Teken Kontrak Tak Bikin Aman di PSG, Raja Kecil Bakal Terbuang, Kontrak 1 Dekade Semu?

Tampang oknum polisi yang mencuri mobil di Lampung.
Tampang oknum polisi yang mencuri mobil di Lampung. (tribunnews.com)

Di sisi lain, oknum polisi jadi bekingan perdagangan ginjal.

Sebelumnya, Tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri menangkap 12 tersangka sindikat jual beli ginjal jaringan internasional.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, 12 orang tersebut menjual ginjal ke Kamboja.

Mereka mempunyai peran masing-masing untuk melancarkan aksinya.

"Dari 12 tersangka ini, 10 merupakan bagian daripada sindikat, di mana dari 10 orang, sembilan adalah mantan donor.

Kemudian, ini ada koordinator secara keseluruhan, atas nama tersangka H, ini menghubungkan Indonesia dan Kamboja," kata Hengki di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (20/7/2023).

Selain itu, aparat juga menangkap pelaku yang mengurus paspor serta akomodasi para korban.

Oknum polisi dan petugas imigrasi termasuk dari 12 orang yang ditangkap.

Hengki menjelaskan, oknum anggota Korps Bhayangkara itu berinisial Aipda M, sedangkan oknum petugas imigrasi berinisial HA.

Aipda M berperan membantu para tersangka agar tidak terlacak oleh aparat.

"Dia ini anggota yang berusaha mencegah, merintangi, baik langsung atau tidak langsung proses penyidikan yang dilakukan tim gabungan, yaitu dengan cara menyuruh membuang HP, berpindah-pindah tempat, pada intinya adalah menghindari pengejaran dari pihak kepolisian," kata Hengki. Aipda M diketahui menerima uang total Rp 612 juta atas perannya itu.

Harga ginjal yang ditawarkan

Sindikat perdagangan ginjal jaringan internasional dibongkar polisi.

Pada kasus ini, polisi menggerebek lokasi yang diduga menjadi penampungan operasi ambil ginjal.

Diketahui sebelumnya, kasus perdagangan ginjal ini juga ditemukan di Bekasi, Jawa Barat.

Hingga akhirnya, polisi kembali membongkar kasus serupa di Ponorogo, Jawa Timur.

Pihak imigrasi Ponorogo dan polisi menangkap 5 orang.

Baca juga: Tenggelamnya KLM Putri Kuning, Putra Pulau Gili Raja Sumenep Mendesak Polisi Turun ke TKP

Mereka diduga terlibat dalam sindikat ini.

Para pelaku tersebut ditangkap pihak imigrasi saat mengurus paspor untuk tujuan negara yang sama yakni ke kamboja

Kadiv Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asas Manusia (Kemenkumham) Jawa Timur, Hendro Tri Prasetyo mengatakan mereka ditangkap setelah calon korban akhirnya mengakui akan bepergian ke Kamboja untuk menjual ginjalnya.

"(Mereka) akan melakukan perjalanan ke Kamboja, dari situ kita tambah curiga, didalami terus, akhirnya salah satu mengaku bahwa mereka akan menjual ginjal," kata Hendro, dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (14/7/2023).

Saat ini mereka telah diserahkan kepada polisi, sementara itu terkait harga ginjal yang ditawarkan sebesar Rp 150 juta.

"Semuanya telah diserahkan ke polisi. (Ginjalnya mau dijual) Rp 150 juta," jelas Hendro.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah melakukan serangkaian penyelidikan dan gelar perkara terkait kasus jual beli ginjal jaringan internasional.

Dalam hal ini, Ditreskrimum Polda Metro Jaya akhirnya menetapkan beberapa orang tersangka.

Kendati demikian, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko belum menjelaskan mengenai rincian berapa orang tersangka yang telah ditangkap dan apa motif para pelaku.

"Ini tentunya sudah di tahap penyidikan dan adanya penetapan sebagai tersangka. Namun mohon ditunggu sampai dengan seluruh serangkaian dalam merampungkan fakta-fakta secara komprehensif," kata Trunoyudo, dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (13/7/2023).

Sebelumnya, Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan sebuah rumah yang diduga digunakan sebagai tempat penampungan penjualan organ ginjal.

Rumah itu terletak di Perum Villa Mutiara Gading, Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat.

Di rumah tersebut, para pelaku menampung korban yang akan dibawa ke Kamboja untuk menjalani operasi pengambilan ginjal.

Modus DItawari Kerja di Luar Negeri

Polisi menggerebek sebuah rumah kontrakan di Villa Mutiara Gading, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat karena diduga menjadi tempat penampungan penjualan organ ginjal.

Enam korban penjualan ginjal diamankan.

Beginilah rumah kontrakan yang diduga dijadikan penampungan korban penjualan organ ginjal, usai digrebek polisi.

Warga Villa Mutiara Gading, Bekasi sama sekali tidak mengetahui bahwa 5 penghuni rumah kontrakan ini terkait sindikat penjualan ginjal.

Kepolisian menduga para pelaku merupakan bagian dari sindikat internasional penjualan organ ginjal.

Lembaga Advokasi Buruh Migran, Migrant Care menyebut praktek penjualan organ bukan hal yang baru.

Diduga modus pelaku memanfaatkan media digital untuk menjaring korban.

Polisi menyebut, para korban awalnya tak mengetahui akan menjadi donor ginjal.

Pelaku hanya menawari korban, untuk bekerja ke luar negeri.

Selanjutnya, para korban ditampung di sebuah rumah di Bekasi.

Mereka kemudian akan dibawa ke Kamboja, untuk diambil ginjalnya.

Polisi masih memburu sindikat penjualan organ ginjal, dan para pelaku terancam pelanggaran undang-undang kesehatan dan undang-undang tentang tindak pidana perdagangan orang.

Baca juga: Erik ten Hag Lebih Percaya Bruno Fernandes Ketimbang Harry Maguire, Ban Kapten Telah Beralih

Dilimpahkan ke Polres Ponorogo

Kasus sindikat penjualan ginjal internasional telah dilimpahkan dari Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Ponorogo ke Polres Ponorogo.

“Pada dasarnya kami menerima laporan dari imigrasi Ponorogo untuk kami tindak lanjuti,” ujar Kapolres Ponorogo, AKBP Wimboko, Rabu (5/7/2023) sore kepada media.

Dia menjelskan pihak kepolisian tidak bisa gegabah. Korps Bhayangkara ini akan melengkapi 2 alat bukti untuk melengkapi penyidikan kasus sindikat penjualan ginjal internasional.

“Yang ditangkap oleh petugas kantor imigrasi kelas II Non TPI Ponorogo menjadi bahan kami. Kami kembangkan dulu kasus ini,” kata mantan Kapolres Bondowoso ini.

Untuk kelima terduga pelaku, adalah MM (29), SH (23), WI (34), AT (24), dan IS (30) masih diamankan di Polres Ponorogo.

“Masih kami dalami, konon waktunya. Kelima pelaku kami amankan di Polres Ponorogo,” Pungkasnya.

Sebelumnya, Kantor Imigrasi Kelas 2 Non TPI Ponorogo menangkap 5 terduga pelaku sindikat penjualan organ dalam ginjal. 

Kelima pelaku itu adalah MM (29), SH (23), WI (34), AT (24), dan IS (30). 

“Domisilinya luar Ponorogo semua untuk terduga pelaku,” ujar Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Hendro Tri Prasetyo, Rabu (5/7/2023).

Hendro menjelskan mereka ditangkap Selasa (4/7/2023) kemarin.

Kronologinya adalah MM (29) warga Sidoarjo dan SH (23) warga Tangerang Selatan, mengajukan permohonan pembuatan Pasport.

“Rencananya dikirim kamboja donor ginjal. Dengan kompensasi yang akan diberikan uang Rp 150 juta per orang,” kata Hendro saat press rilis di kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Ponorogo.

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved