Berita Viral

Nasib 3 Pembully Diduga Anak Polisi & DPRD, Dikeluarkan dari Sekolah, Sempat Klarifikasi ‘Bercanda’

3 pembully yang diduga anak polisi dan DPRD bakal dikeluarkan dari sekolah usai merundung teman sekelasnya. Mereka sempat klarifikasi ‘bercanda'.

Tribun-Medan.com
3 pembully yang diduga anak polisi dan DPRD akan dikeluarkan dari sekolah. Keputusan ini diambil usai ketiganya melakukan bullying terhadap teman sekelasnya. 

Sebelumnya, pihak keluarga korban perundungan telah mengajukan permohonan kepada sekolah agar para siswi pelaku dikeluarkan dari sekolah.

"Pihak pelaku dari para siswi yang membully menerima permohonan pihak korban, dan pihak sekolah akan memproses perpindahan siswi para pelaku ke sekolah lain," ujar Nano.

Dengan dikeluarkannya siswa yang melakukan pembullya, pihak keluarga mengatakan tak akan mengungkin masalah tersebut di berbagai media.

"Pihak korban berjanji akan berusaha meminta kepada seluruh keluarga untuk menghentikan membuat berita terkait masalah bully yang dilakukan oleh pihak pelaku di berbagai macam media," ujarnya.

Terkait hal ini, orangtua korban memutuskan tidak akan membawa kasus itu ke ranah hukum.

Dengan syarat pelaku harus resmi dikeluarkan dari sekolah.

"Pihak pelaku, korban, dan sekolah menyatakan bahwa segala tuntutan yang dibuat pada hasil keputusan rapat berkaitan dengan peristiwa perundungan di sekolah, yang dihadiri pihak korban, pelaku, sekolah, dan pengurus komite sekolah pada 16 Oktober 2023, bertempat di ruangan perpustakaan dinyatakan gugur atau tidak berlaku lagi," ungkapnya.

Terpisah, ketua komite sekolah, Afrizal Khan mengatakan, pengelurana pelaku adalah solusi terakhir yang diambil pihak sekolah setelah melakukan beberapa kali pertemuan dan rapat sekolah.

"Ini solusi, udahlah daripada nanti ada trauma syndrome dan segalanya, yang penting anak-anak bisa bersekolah," ujar Afrizal.

Afrizal juga mengutarakan soal kepindahana siswi yang melakukan bullying akan dibantu pihak sekolah jika mengalami kesulitan.

"Meski begitu, kita berusaha membantu andai ada kesulitan, terlebih kita minta melalui Kacabdisdik Wilayah II Binjai-Langkat, atau kepala Dinas Pendidikan agar para pelaku diterima di sekolah barunya nanti," ungkap Afrizal.

Sebelum keputusan final ini, pihak sekolah hanya menyediakan pnedamping psikolog untuk memperbaiki mental korban.

"Kita sudah mengambil keputusan, pelaku tetap disekolah, toh dia punya cita-cita. Jadi orangtua sepakat, pelaku tetap sekolah di sini, yang penting korban diberikan pendampingan psikolog untuk memperbaiki mental," ujar sang kepala sekolah, Nano.

Inilah sosok siswi SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang menjadi korban bully teman kelas.
Inilah sosok siswi SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang menjadi korban bully teman kelas. (Ig@seputaran.binjai)

Baca juga: Puting Beliung Terjang Bangkalan Sebabkan Terop Hajatan Ambruk dan Kepanikan, Venue Acara Dipindah

Sebagai gantinya, orang tua pelaku memberikan bantuan psikolog kepada korban untuk mengembalikan semangat dan mentalnya yang jatuh usai dibully hingga terjadi dugaan pelecehan seksual.

Untuk diketahui sebelumnya, A diduga di-bully oleh 3 teman sekelasnya, BNQ, FDM, dan MS.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved