Berita Terkini Pamekasan

Strategi Jitu PJ Bupati Masrukin Turunkan Angka Stunting di Pamekasan

Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura sukses menurunkan angka penderita stunting.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
Pj Bupati Pamekasan, Masrukin saat menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura sukses menurunkan angka penderita stunting.

Saat ini, jumlah penderita stunting di Pamekasan diklaim tersisa 3 persen.

Cepatnya penurunan stunting di Pamekasan ini seiring dengan program prioritas Pemkab Pamekasan dalam mengentaskan masalah stunting.

PJ Bupati Pamekasan, Masrukin mengatakan, program penurunan stunting ini sangat diseriusi Pemkab Pamekasan dengan membentuk tim Terpadu, dan tim lintas OPD.

Rincian dia, ada 15 OPD yang mengampu program penurunan stunting tersebut.

"Kami sangat serius melanjutkan progam penurunan stunting di era Bupati sebelumnya," kata Masrukin, Kamis (16/11/2023).

Menurut mantan Sekda Pamekasan ini, masih ada kendala yang dirasakan tim penurunan stunting untuk mengentaskan masalah stunting tersebut.

Secara umum masalah di Pamekasan yang paling sulit yaitu mengubah mindset masyarakat mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi anak.

Selain itu pentingnya mengedukasi masyarakat untu memastikan makanan yang dikonsumsi anak bergizi.

"Itu penting diterapkan, mindset yang penting makan dan kenyang itu yang harus kita ubah. Sehingga dalam program penurunan stunting ini kita mencoba meanekaragamkan pola menu makan bergizi dan sehat," inginnya.

"Karena mindset masyarakat Pamekasan selama ini yang penting makan meski ikan asin atau daging selesai, padahal masih dibutuhkan asupan gizi yang lain, baik mengkonsumsi buah, susu dan lainnya," sambungnya.

Masrukin menginginkan, penerapan pola makan di kalangan masyarakat Pamekasan sedikit demi sedikit akan diubah.

Untuk mewujudkan itu, kata dia butuh perjuangan dan kolaborasi kerja lintas sektor.

Ada beberapa program Pemkab Pamekasan yang telah berjalan untuk mengentaskan masalah stunting tersebut, seperti menyuplai bantuan makanan untuk lansia setiap hari yang dikirim langsung ke rumah penerima.

Bantuan makan untuk lansia ini diberikan karena secara kebutuhan tidak sama dengan masyarakat usia produktif, sehingga perlu disuplai makanan siap saji yang bergizi.

Sementara khusus bayi dan balita yang programnya diampu oleh Dinkes Pamekasan seperti melakukan pemeriksaan rutin.

Semua program itu diakui Masrukin terpantau terus perkembangannya, termasuk program yang dijalankan oleh Posyandu.

"Kita rutin mengecek di sejumlah Posyandu mengenai kebutuhan gizi bayi, dan gizi balita. Lalu kita rangkum semua untuk dimasukkan dalam program KB, Dinas Kesehatan, dan Dinsos," paparnya.

Penuturan Masrukin, dari beberapa program penurunan stunting yang telah dijalankan hasilnya dirasa memuaskan.

Tercatat tahun 2022 kemarin, akselerasi penurunan stunting di Pamekasan mencapai 38 persen.

Sedangkan tahun 2023 ini, angka stunting di Pamekasan tersisa 8 persen.

"Hampir akhir tahun ini sudah tersisa 5 persen. Ini berkat kesigapan dan kecepatan Dinas pemangku program stunting. Luar biasa kita penurunannya termasuk tertinggi," syukurnya.

Bahkan berkat penurunan angka stunting yang begitu cepat ini, banyak daerah lain yang belajar ke Pemkab Pamekasan mengenai strategi menurunkan angka stunting yang begitu cepat.

"Hanya karena jumlah penderita stunting kita tinggi sehingga jumlah penurunannya yang 38 persen ini masih dianggap bahwa angka stunting di Pamekasan masih tinggi, padahal progres penurunannya yang luar biasa 38 persen, ini diakui nasional," ungkapnya.

Dalam pengentasan masalah stunting tersebut, Marukin merasa peran masyarakat di wilayah Posyandu sangat terasa.

Apalagi ada dorongan dari pemerintah desa di Posyandu yang juga ikut andil mendukung menurunkan angka stunting tersebut.

Begitu pula, peran tokoh masyarakat dirasa sangat penting yang ikut mengimbau agar masyarakat berbondong-bondong databg ke Posyandu, terutama yang punya anak atau balita untuk rutin mengecek kesehatannya di Posyandu.

"Karena masyarakat kita masih patron ke tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa, ini sangat penting untuk mengimbau dan mengingatkan setiap jadwal Posyandu agar bayi dan balita diajak ke Posyandu untuk ngecek sampai dimana perubahan gizi, terutama menimbang berat badan, dan mengukur tumbuh badan anak dan hal lainnya," pesannya.

Ke depan, Masrukin ingin angka stunting di Pamekasan nol.

Mulanya ia menargetkan, angka penderita stunting di Pamekasan yang tersisa 8 persen tuntas tahun 2023.

Namun sampai awal bulan November 2023 ini, angka stunting di Pamekasan baru terentaskan 5 persen dan tersisa 3 persen.

"Ini perlu kerja bareng dan kerja ekstra bahwa pengentasan masalah stunting ini tidak mudah, terutama dalam merubah mindset. Kalau program, saya kira sudah kita kepung, hanya saja tanggapan masyarakat ini yang menjadi problem," urainya.

Masrukin juga bersyukur, dalam mengentaskan angka stunting di Pamekasan ini, pihaknya juga dibantu salah satu perusahaan yang komunikasi melalui Dinkes Pamekasan dengan memberikan bantuan tambahan susu dan makanan bergizi untuk disalurkan ke balita di Posyandu.

"Walaupun ini kita belum sampai detail terpusat bantuannya dari BUMN tertentu, tapi ada pihak swasta yang mendukung program penurunan stunting di Pamekasan ini, kami bersyukur," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved