Berita Viral

Pria Ngaku Lelah Tiap Hari Kerja Serabutan, Kini Mantap Jadi Relawan di Gaza, demi ‘Kemanusiaan’

Sehari-hari, pria ini bekerja serabutan dan berakhir lelah. Kini dia mantap mendaftar sebagai relawan di Gaza.

AFP dan TribunJakarta.com
Para petugas memeriksa mayat-mayat korban yang tewas dalam pengeboman yang menghantam sebuah sekolah yang menampung para pengungsi Palestina, saat mereka terbaring di tanah di halaman rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 10 November 2023 (kiri) - pria asal Bandung, Jawa Barat mantap mendaftar sebagai relawan di Gaza imbas lelah kerja serabutan (kanan). 

al-Barsh menyebut, mereka telah dijanjikan bahwa delegasi PBB akan dikirim sekitar pukul 11.00 waktu setempat untuk mengurus orang-orang yang masih tertinggal di rumah sakit. 

“Banyak pasien yang menggunakan kursi roda atau kasur lipat. Anggota keluarga terpaksa membawa sendiri anak-anak atau orang tua mereka yang terluka," ucap dia. 

“Ini adalah pemandangan yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata dokter tersebut. 

Sementara itu, Kepala ortopedi di Rumah Sakit al-Shifa, Adnan al-Barsh, mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa tidak ada satu pun rumah sakit atau fasilitas medis yang beroperasi di Jalur Gaza utara. 

“Rumah Sakit Baptis dikepung, RS Indonesia di Gaza sudah tidak berfungsi tanpa ada sumber daya atau perbekalan medis yang tersisa. Kami sebagai dokter, kami berusaha semaksimal mungkin hingga menit-menit terakhir demi menyelamatkan para korban,” ujarnya.

“Kami bersikeras untuk tidak pergi tanpa pasien kami… Kami terpaksa pergi dengan todongan senjata,” katanya.

Dia bersaksi bahwa penembak jitu Israel berada di dalam dan di sekitar rumah sakit. 

Baca juga: Diduga Terpengaruh Hamas-Israel, Kakek Tega Bunuh Bocah Palestina, Teriak Kebencian saat Beraksi

Seorang jurnalis AFP yang berada di lokasi melaporkan, bahwa ratusan orang telah meninggalkan rumah sakit Al-Shifa di Gaza dengan berjalan kaki pada Sabtu. 

Mereka melakukannya setelah direktur RS Al-Shifa mengatakan Militer Israel memerintahkan evakuasi rumah sakit. 

Sementara, dalam sebuah pernyataan, Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, bahwa 120 orang yang terluka masih berada di fasilitas kesehatan tersebut, bersama dengan sejumlah bayi prematur yang tidak ditentukan jumlahnya.

Belakangan ini, RS Al-Shifa memang menjadi perhatian Israel.

Pasanya, Israel menuduh pejuang Hamas menggunakan komplek terowongan 

di bawah rumah sakit untuk melancarkan serangan.

Namun klaim tersebut telah dibantah oleh Hamas dan direktur RS.

Setelah melakukan penyerangan di RS Al-Shifa, IDF mengklaim telah menemukan sebuah kendaraan dengan sejumlah besar senjata, dan sebuah bangunan bawah tanah yang disebut terowongan Hamas.

Serangan IDF di RS Al-Shifa telah menghancurkan layanan medis di rumah sakit tersebut.

Pasokan listrik pun disabotase.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra mengatakan 24 pasien di RS Al-Shifa meninggal dunia dalam 48 jam akibat pemadaman listrik.

Pemadaman listrik tersebut menyebabkan peralatan medis di RS Al-Shifa berhenti berfungsi.

“Dua puluh empat pasien di berbagai departemen telah meninggal dalam 48 jam terakhir karena peralatan medis penting berhenti berfungsi karena pemadaman listrik,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra pada hari Jumat, dikutip dari Al Jazeera via TribunStyle.com.

----

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved