Berita Sampang

Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Sampang Setiap Tahun Meningkat, Pelakunya Orang Terdekat

Berdasarkan data di Dinsos PPPA setempat dari tahun 2020 kasus persetubuhan pada anak sebanyak 7 kasus, 2021 sebanyak 12 kasus, 2022 13 kasus

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Januar
TribunMadura/ Hanggara
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinsos PPPA Sampang Masruhah saat menunjukkan data kekerasan anak di ruangannya. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Sampang, Madura harus bekerja ektra untuk menekan angka kekerasan terhadap anak di wilayah kerjanya, Minggu (17/12/2023).

Mengapa tidak, setiap tahunnya kasus yang berdampak pada psikologis anak di daerah bertajuk Kota Bahari tersebut semakin meningkat.

Berdasarkan data di Dinsos PPPA setempat dari tahun 2020 kasus persetubuhan pada anak sebanyak 7 kasus, 2021 sebanyak 12 kasus, 2022 13 kasus, dan 2023 ada 16 kasus.

Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinsos PPPA Sampang Masruhah mengatakan, bahwa kasus kekerasan yang diterima oleh anak kondisinya yang ditinggal oleh orang tuanya merantau atau bercerai.

Kemudian, para pelaku yang tega melakukan perbuatan bejatnya tersebut merupakan orang-orang terdekat, karena memanfaatkan kondisi anak.

Baca juga: Inilah Hasil MRI Siswi SD Dicolok Tusuk Pentol, Tidak Ditemukan Tanda Kekerasan di Mata Kanan

"Memang pelaku tidak punya moral dan data tahun ini trend persetubuhan terjadi pada anak usia mulai dari 14, 15, dan 16 tahun," ujarnya.

Menurutnya, setelah melakukan pengkajian, kasus persetubuhan di Kabupaten Sampang sempat minim pada 2020 karena faktor adanya Pandemi Covid-19. Sedangkan tahun ini meningkat karena anak sudah mulai bebas bermain atau berkeliaran.

Dengan begitu, pihak keluarga paling berperan dalam pencegahan tersebut. Sebab tindak kejahatan tersebut sifatnya tidak bisa dicegah, namun harus sama-sama menjaga dan mengawasi aktivitas anak.

"Kita perlu saling bersinergi antara semua elemen masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya, artinya pemerintah dan masyarakat saling melengkapi," tutupnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved