Berita Viral

Pernah Jadi Calo, 2 Wanita Lulusan SMP & SMA Nekat Layani Bumil Aborsi Ilegal, Tarif Rp10-12 Juta

Gegara pernah kerja jadi calo, 2 wanita nekat membuka praktik aborsi ilegal. Mereka memasang tarif 10-12 juta per bumil.

Freepik.com
Ilustrasi praktik aborsi ilegal yang menargetkan para ibu hamil. Dua wanita lulusan SMP dan SMA dilaporkan melayani aborsi ilegal di Jakarta Utara. 

“Dan satu lagi (S) adalah pasien. Jadi, ada dua pasien (AAF dan S),” ujar Gidion.

Gidion mengungkapkan, D dan OIS selalu menjalankan praktik aborsi ilegal secara mobile di tempat berbeda.

“Mobile (berpindah-pindah). Di sini (apartemen kawasan Kelapa Gading), kebetulan praktik sekali dan dia sewa kamar, sewa unit untuk dua hari,” ungkap Gidion.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dan Kapolsek Kelapa Gading Kompol Maulana saat berbicara dengan dua tersangka praktik aborsi ilegal di sebuah apartemen kawasan Kelapa Gading.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dan Kapolsek Kelapa Gading Kompol Maulana saat berbicara dengan dua tersangka praktik aborsi ilegal di sebuah apartemen kawasan Kelapa Gading. (Istimewa)

Dalam kasus ini, D berperan sebagai dokter atau orang yang melakukan aborsi ilegal.

Padahal, ia tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang kedokteran ataupun medis.

Bahkan, pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

“OIS yang membantu untuk melakukan perbuatan aborsi, tidak mempunyai pendidikan di bidang medis, melainkan pendidikan terakhir adalah SMP,” ungkap Gidion.

Adapun D dan OIS, kata Gidion, tidak memasarkan jasa mereka dari media sosial, melainkan dari mulut ke mulut.

Kepada polisi, D dan OIS mengaku sudah dua bulan terakhir ini menjalani praktik aborsi ilegal.

Dalam kurun waktu tersebut, mereka sudah puluhan kali menggugurkan kandungan.

“Kalau dari informasi, yang bersangkutan menerangkan (sudah) 20 kali (praktik) aborsi selama dua bulan ini,” ungkap Gidion.

Dalam menjalankan praktik aborsi, D dan OIS memasang tarif berbeda-beda kepada pasiennya.

“Sekitar Rp 10 juta sampai Rp 12 juta,” kata Gidion.

D disebut pernah menjadi calo dari sebuah agen praktik aborsi ilegal.

Dari pengalamannya itu, ia belajar sedikit demi sedikit sampai akhirnya nekat membuka praktik aborsi ilegal.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved